Nyamar Jadi Aparat, Modus Rampas Handphone di Puspemkab Tangerang

Ramzy
9 Mar 2020 11:42
3 menit membaca

TANGERANG (SBN) – Warga di sekitar kawasan Pusat Pemerintahan Kabupaten Tangerang diresahkan dengan maraknya aksi rampas handphone yang dilakukan oleh sejumlah oknum yang berpenampilan layaknya seorang aparat. Selain itu, guna melancarkan aksinya mereka mengaku bekerja sebagai pegawai dinas tertentu di Kabupaten Tangerang.

Berdasarkan penelusuran SuaraBantenNews, ciri dari mereka biasa berjumlah tiga orang, perawakannya tinggi sekitar 170 cm dan masing- masing menggunakan sepeda motor. Mereka sering memergoki aksi sepasang kekasih yang sedang asik berduaan dan nongkrong di tempat gelap pada area Puspemkab Tangerang, Kelurahan Kadu Agung, Kecamatan Tigaraksa.

Satpam GSG Kabupaten Tangerang, Muhammad Sariansyah membenarkan akan hal itu, bahwa beberapa hari ini, banyak sepasang kekasih yang melapor kepada dirinya dan petugas Satpam lain. Lanjut dia, mereka semua melapor ingin mengambil handphone yang diambil oleh tiga orang yang berpenampilan layaknya seorang aparat dan mengaku bekerja sebagai pegawai dinas di Kabupaten Tangerang.

“Mereka dijanjikan bertemu di salah saru tempat(masih di lokasi Puspem) untuk mengambil handphone yang disita saat kepergok berpacaran,” ujarnya, Minggu, 7 Maret 2020.

Ia menjelaskan, salah satu korban yang pernah melapor kepadanya AR salah satu siswa MTs di Kecamatan Balaraja. Saat itu AR datang kepadanya, menanyakan seseorang yang bernama Riko yang mengaku seorang pegawai dinas di Kabupaten Tangerang.

AR mengatakan bahwa handphone miliknya diambil paksa oleh tiga orang yang tidak diketahui identitasnya. AR diminta untuk bertemu kemudian hari di tempat yang dijanjikan. Dengan sarat membawa secarik kertas polio dan materai untuk menebus hanphone-nya yang disita.

“Handphone saya diambil, saat kami kepergok sedang berduaan di sekitar parkiran GSG Kabupaten Tangerang, esoknya saya dipinta untuk bertemu lagi tapi ga ketemu,” ujar Sariansyah menirukan bicara AR.

Dia menambahkan, berdasarkan laporan dari AR. Oknum tersebut, saat mengintrogasi korban, tidak pernah memberikan kesempatan kepada korban untuk berbicara. Lanjutnya, apabila sang korban bicara dan berusaha mengelak mereka kerap mendapat pukulan.

“Boro-boro saya teriak, ngomong sedikit mereka langsung pukul saya. Kemudian meminta saya menyerahkan handphone dengan dalih sebagai alat bukti,” jelas AR kepada Sariansyah.

Menurutnya, hingga saat ini sudah ada sekitar tujuh kali orang yang melapor kepada Satpam yang sedang bertugas di Kawasan Puspemkab Tangerang. Laporan semua korban sama yakni, saat hendak mengambil handphone-nya tidak ada satu pun korban yang bertemu dengan pelaku.

“Tiga orang, ciri-cirinya satu orang ada yang gemuk dan dua orang sedang, tinggi badan semuanya sekitar 170 cm. Sering memakai seragam cokelat, menggunakan helm, sepatu satpam dan motor tanpa plat nomor,” jelasnya.

Bahkan, lanjut Sariansyah, pelaku guna melancarkan aksinya mereka diduga sempat menggunakan pakaian loreng dan tak segan-segan membawa sajam berbentuk clurit yang diduga untuk menodongkan kepada calon korban.

Sementara itu, Kapolsek Tigaraksa, Kompol David Chandra Babega mengatakan, saat dikonfirmasi Suarabantennews.com pihaknya belum mengetahui ikhwal kejadian ini. Lantaran belum ada pihak yang melaporkan hal tersebut.

“Saya baru tahu mas, sebab belum ada yang laporan,” ujarnya.

Menyikapi hal ini, lanjut dia, pihaknya akan melakukan tindakan agar tidak ada warga yang menjadi korban kembali.

Dimintai tanggapan Wakil Bupati Tangerang Mad Romli mengatakan, terkait hal tersebut ia belum mendengar. Namun, kata dia, akan meningkatkan sistem keamanan dan berkoordonasi dengan Satpol PP Kabupaten Tangerang.(Restu/Zie)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan