Mahasiswa Keluhkan Borosnya Kuota Internet Akibat Pembelajaran Daring Selama Pandemi Korona

Joe
31 Mar 2020 17:26
2 menit membaca

KOTA TANGERANG (SBN) — Sejumlah mahasiswa di Kota Tangerang mengeluhkan sistem kuliah daring (online)  yang diterapkan selama mewabahnya pandemi korona saat ini. Menurut mereka, sistem belajar secara daring ini mengakibatkan pemborosan paket kuota internet, sedangkan tidak ada kompensasi.

Hal tersebut diungkapkan Armenia Almatin, mahasiswi Universitas Islam Syekh Yusuf (UNIS) Tangerang. Armenia mengatakan akibat selalu menggunakan salah satu aplikasi panggilan video, paket internetnya menjadi cepat habis. Namun, karena itu kebutuhan kuliah, ia harus berusaha mencari jaringan Wi-Fi karena ia belum memiliki sumber penghasilan sendiri, masih mengandalkan pemberian orang tua.

“Kami keberatan dengan sistem kuliah online ini. Kuota boros dengan aplikasi kuliah online, sedangkan bayaran tetap saja mahal,” kata Almatin kepada SuaraBantenNews, Selasa (31 Maret 2020).

Menurut Armenia, hal ini kemungkinan bukan hanya dirasakan olehnya, tetapi juga oleh para mahasiswa yang lain. Karena itu, ia meminta agar ada kompensasi yang diberikan, misalnya oleh pihak kampus, agar sistem kuliah daring ini dapat berjalan secara efektif.

“Kami minta keringanan bayaran kuliah sebagai pengganti kuota kelas online dan  saya juga minta kepedulian kampus terhadap mahasiswa karena perkuliahan yang tidak efektif ini. Setidaknya, kampus memberikan kompensasi,” harap Almatin yang juga Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Agama Islam UNIS Tangerang.

Mahasiswa lainnya, Ardi Darmansyah, menambahkan bahwa mahasiswa juga telah mengajukan keberatan kepada pihak kampus dan saat ini kedua belah pihak tengah melakukan negosiasi terkait keberatan tersebut.

“Tugas semakin banyak, kuota kita boros. Mahasiswa sedang negosiasi dengan kampus, tapi hasilnya belum tahu dan tuntuntannya terkait kompensasi,” ucapnya.

Rektor UNIS Tangerang Mustofa Kamil menjelaskan, hingga saat ini belum ada kebijakan terkait kompensasi yang akan diberikan kampus kepada mahasiswa, baik berupa pemberian paket kuota internet ataupun keringanan biaya SPP.

“Belum ada keputusan apa-apa dari L2 Dikti dan Kementerian. Soalnya, pegawai tetap digaji dan dosen juga tetap digaji karena mereka belajar dan mengajar secara online learning atau daring,” pungkas Mustofa. (Yadi/Atm)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan