Angka Pengangguran di Banten Tertinggi, Ini Alasannya

Ramzy
7 Mei 2020 15:00
2 menit membaca

SERANG (SBN) — Pada bulan ini Badan Pusat Statistik (BPS) kembali merilis angka pengangguran di Indonesia. Hasilnya, Banten kembali mempertahankan gelar sebagai angka pengangguran tertinggi se-Indonesia sejak tahun 2018.

Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Banten Al Hamidi membeberkan faktor-faktor yang menyebabkan angka pengangguran di Banten tinggi. Pertama
Banten menjadi magnet utama para pencari kerja.

“Salah satu faktor pengangguran di Banten tinggi karena Banten merupakan daerah strategis. Akibatnya, banyak warga di luar Banten yang berbondong-bondong datang ke Banten,” ucapnya saat dihubungi, Kamis, 7 Mei 2020.

Hamidi menambahkan, faktor kedua adalah tingginya upah minimum kabupaten/kota (UMK) di Banten.

“Bahkan kalau ada perusahaan buka di Jawa, orang Banten nggak mau kerja di Jawa yang UMK-nya lebih rendah. Dan itu juga jadi salah satu penyebab pengangguran di Banten,” katanya.

Faktor selanjutnya, akibat pandemi corona, sehingga puluhan perusahaan di Banten harus tutup dan ribuan karyawan kena pemutusan hubungan kerja (PHK).

“Hingga saat ini saja, berdasarkan data yang masuk ke kami, sudah ada 6.000 karyawan yang kena PHK dan 23.000 dirumahkan, dari sejumlah perusahaan yang ada di Cilegon dan Tangerang,” jelasnya.

Ia melanjutkan, sebelum terjadinya wabah pandemi Covid-19, ada banyak perusahaan yang baru beroperasi dan banyak merekrut karyawan. Sehingga kemudian angka TPT hasil rilis dari BPS Provinsi Banten itu menunjukan penurunan sebesar empat persen.

Namun kemudian setelah pandemi covid-19 menyerang, mereka kembali merumahkan karyawannya.

“Angka pengangguran akan terus bertambah sampai covid-19 berakhir. Untuk itu, sektor yang bisa digenjot adalah UMKM dari pada investasi daerah,” katanya.

Hamidi menambahkan, saat ini pihaknya fokus kepada pemberian bantuan kepada karyawan terdampak Covid-19, seperti pemberian bantuan 20.000 paket sembako bersama BPJS Ketenagakerjaan.

“Mudah-mudahan setelah covid-19 berakhir, industri yang tutup kembali buka, yang bangkrut kembali bangkit,” harapnya.(Hendra/Zie)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan