Paskibraka di Provinsi Banten Hanya 3 Orang

SERANG (SBN) — Upacara HUT ke-75 Republik Indonesia di Istana pada 17 Agustus 2020 mendatang akan digelar secara terbatas. Jumlah Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) yang bertugas pun dikurangi menjadi hanya empat orang. 

Hal ini dikarenakan pandemi Covid-19 yang mengharuskan upacara dilaksanakan sesuai dengan protokol kesehatan. Sementara di Pemerintahan Provinsi Banten juga akan dibatasi, petugas pengibar bendera hanya dilakukan 3 orang.

Baca Juga

Ikut Program PTSL, Warga di Balaraja Diminta Uang Hingga Rp1 Juta

24 Mar 2020

“Jadi petugas pengibaran bendera hanya ada 3 orang, dan 3 orang lainnya untuk penurunan bendera. Sementara 1 orang lagi untuk cadangan,” ucap Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Banten Deden Apriandi Hartawan saat ditemui di Ruangannya, Kantor Dispora Banten, KP3B, Kota Serang, Selasa (5/7/2020).

Hal tersebut, lanjut Deden, sesuai Surat Edaran (SE) Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) B-492/M.Sesneg/Set/TU.00.04/07/2020. Di dalamnya menentukan bahwa jumlah Paskibraka dibatasi.

Ia juga menambahkan, di tahun ini petugas Paskibraka tidak dilakukan seleksi, tetapi ditentukan oleh kabupaten kota.

Baca Juga

Suporter Perserang Ricuh, Dua Polisi Terluka

22 Okt 2019

“Tahun ini, calon Paskibraka langsung ditetapkan yang terbaik dari kabupaten/kota, dan tahun ini tidak ada seleksi,” kata Deden.

Sebelumnya, pihaknya mengaku sudah menentukan 49 orang, karena yang dipakai hanya 7 orang. Jadi sisanya ditugaskan di kabupaten dan kota.

“Agar tidak kecewa juga jadi sisanya ditugaskan di kabupaten kota, karena di kabupaten kota juga tidak dianggarkan untuk perlengkapan itu. Jadi intinya skenario apapun kita siap, baik full maupun dibatasi,” jelasnya.

Ia berharap, mudah-mudahan pandemi bisa cepat berakhir agar dapat kembali melaksanakan upacara bendera dengan kondisi seperti biasanya.

“Mudah-mudahan ini upacara 17 an yang terakhir dalam kondisi seperti ini. Karena walau bagaimanapun hingar bingar kemerdekaan harus dirasakan oleh masyafakat, karena upacara ini bukan hanya baris berbaris menaikan dan menurunkan bendera. Tapi juga mengenang sejarah bagaimana bendera merah putih dikibarkan,” tandasnya.(Hendra/Zie)