Kritik Hutang Pemprov Banten, Mahasiswa Gelar Unjuk Rasa

Ramzy
23 Sep 2020 14:14
2 menit membaca

SERANG (SBN) — Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Koalisi Banten Menggugat (Kasibat) menggelar aksi unjuk rasa di depan gerbang Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B), Kota Serang, Rabu, 23 September 2020.

Aksi tersebut menyoal proses pinjaman Pemprov Banten ke Pemerintah Pusat melalui PT. SMI dalam rangka program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Koordinator massa aksi Fikri mengatakan, pandemi Covid-19 terus menghantui kehidupan masyarakat di Banten. Alih-alih fokus menangani pandemi, Gubernur Banten Wahidin Halim malah sibuk mencari dana untuk proyek-proyek yang tertunda karena refocusing.

“Inilah menjadi bukti bahwa prioritas WH-Andika bukan kesehatan rakyat di tengah pandemi melainkan bagaimana caranya mendatangkan keuntungan terlebih banyak persoalan yang dialami oleh para garda terdepan Covid-19,” ucapnya disela-sela aksi.

Ia mengungkapkan, hutang yang diajukan oleh WH-Andika adalah Rp4,9 triliun, sekitar Rp856 mikiar masuk kepada APBD perubahan 2020 dan sisanya 4,1 triliun masuk ke APBD murni 2021.

“Pembayaran hutang ini dibebankan kepada rakyat selama hitungan tahun. Jelas kita lihat barometer tindakan yang dilakukan pemprov jauh dari kepentingan untuk rakyat. Ini menjadi hal yang menyakitkan untuk hati rakyat,” katanya.

Dia menambahkan, jika dirinci dana pinjaman sebesar Rp856 miliar masuk untuk pembiayaan sport center yang menyedot dana sebesar Rp430 miliar atau sekitar 50,22 persen. Artinya setengahnya dialokasikan kepada pembangunan sport center. Jelas ini sudah jauh dari kepentingan rakyat.

“Kami menuntut pendidikan dan Kesehatan harus menjadi sasaran utama program PEN. UMKM harus menjadi prioritas utama demi pemulihan ekonomi daerah dengan sesuai landasan PEN. Realokasi dana anggaran harus transparan. Serta komitmen padat karya dalam pembangunan sport center,” tegasnya.(Hendra/zie)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan