Diserang Kubu Penantang, Ini Tanggapan Benyamin Davnie

Ramzy
14 Okt 2020 14:41
3 menit membaca

TANGSEL (SBN) – Menyisakan kurang dari dua bulan sebelum pemilihan, kontestasi di Pilkada Tangerang Selatan semakin terasa. Dua kubu penantang kini semakin keras menyerang petahana. Beragam tudingan dilontarkan, sampai mengarah pada anggapan Airin Rachmi Diany dan Benyamin Davnie gagal memimpin Tangsel selama 10 tahun terakhir.

Di sisi lain, beragam tudingan yang dilontarkan memang menjadi bagian dari perang wacana. Namun, apakah benar kepemimpinan Airin dan Benyamin seperti yang ditudingkan?

“Berbagai upaya telah dilakukan sedari Tangsel berdiri, sehingga Tangsel menjadi salah satu kota yang masuk dalam tujuh besar Kota Layak Huni, hasil survei Most Liveable City Index (MLCI) 2017 yang dilakukan Ikatan Ahli Perencanaan (IAP) Indonesia,” kata Benyamin merespons beragam tudingan yang dilontarkan kubu lawan, Rabu, 14 Oktober 2020.

Menurut Benyamin yang menjabat sebagai wakil walikota selama dua periode, seperti kota-kota lainnya, Tangsel juga menghadapi berbagai isu khas kawasan urban, seperti kemacetan, penyediaan sarana, dan sejumlah lainnya.

Kendati demikian, Benyamin memastikan Pemerintah Kota Tangsel terus bekerja demi menyelesaikan persoalan, salah satunya terkait aspek transportasi yang berisikan kemacetan. Menurut Benyamin, penanganan kemacetan di Tangsel dilakukan dengan berbagai cara.

Di beberapa titik kemacetan, jelas Benyamin, penanganan masih terus dilakukan. Di jalan sekitar Pasar Ciputat, misalnya, sedang dilakukan revitalisasi pasar, menyentuh sebanyak 600 kios yang akan direlokasi, sehingga tak lagi memenuhi badan jalan.

“Pasar akan direvitalisasi sesuai Standar Nasional Indonesia, serta sebagian besar bangunan bersifat permanen. Dengan adanya revitalisasi ini, diharapkan pasar menjadi lebih tertata serta tingkat kemacetan jalan di sekitar pasar menurun,” jelas Benyamin.

Benyamin mengatakan, penataan pasar bukan hanya terkait pembagunan infrastruktur, juga membangun kesadaran bersama khususnya pedagang pasar untuk berjualan di tempat yang telah ditentukan. Benyamin memastikan Pemkot Tangsel telah dan terus melaksanakan sosialisasi dan penertiban pedagang di pasar.

Sementara untuk kemacetan jalan di sekitar stasiun kereta, menurut Benyamin, dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) telah dicantumkan pembangunan simpang tidak sebidang (flyover), seperti di Jalan Raya Serpong dekat Stasiun Serpong dan Pasar Serpong.

“Demikian juga dengan Jalan Raya Jombang di sekitar Stasiun Sudimara dan Jalan WR Supratman di sekitar Stasiun Pondok Ranji. Di Pamulang, Flyover Martadinata di simpang Gaplek, Pondok Cabe, yang tercantum dalam RTRW dan dibangun pemerintah pusat telah rampung dan signifikan mengurai kemacetan,” kata Benyamin.

Benyamin menyatakan, selain pembangunan flyover, Pemkot Tangsel juga membangun transit oriented development (TOD) di kawasan stasiun untuk meningkatkan akses transportasi publik dengan skala berbeda-beda.

Stasiun Rawa Buntu dan Stasiun Jurang Mangu, misalnya, ditetapkan sebagai TOD skala kota. Sementara Stasiun Serpong, Stasiun Sudimara dan Stasiun Pondok Ranji ditetapkan sebagai TOD skala sub kota. (*)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan