Hari Guru Nasional, Kesejahteraan Guru Kabupaten Tangerang Masih Jauh dari Harapan

Ramzy
25 Nov 2020 15:17
2 menit membaca

KABUPATEN TANGERANG (SBN) — Peringatan Hari Guru Nasional (HGN) dan HUT Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) ke-75, PGRI Kabupaten Tangerang menyampaikan aspirasi dalam rangka meningkatkan kesejahteraan para guru di Kabupaten Tangerang.

Saat ini kesejahteraan guru honorer di Kabupaten Tangerang masih jauh dari harapan. Demikian disampaikan Ketua PGRI Kabupaten Tangerang Bibing Sudarman, di sela kegiatan Webinar Pendidikan yang berlangsung di Auditorium Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT), Rabu, 25 November 2020.

Bibing menuturkan, dirinya sangat menyayangkan kondisi guru khususnya honorer yang berada di Kabupaten Tangerang. Dalam kewajibannya yang menjadi penerang dalam kegelapan, tak sedikit dari mereka yang mendapat upah yang tidak sesuai. Tentunya, kata dia, adanya sebuah kesenjangan dengan upah minimum yang ada di Kabupaten Tangerang.

“Kita berharap upah minimum kabupaten juga diterapkan kepada para guru. Terlebih sudah banyak guru yang mempunyai kualifikasi atau ijazah mengajar,” pungkasnya.

Selain itu, kata dia, dalam permasalahan ini pemerintah juga harus memberikan apresiasi bagi guru yang telah mengabdi hingga puluhan tahun. Banyak dari mereka yang belum bisa sejahtera karena gagal di tahap seleksi CPNS dan PPPK. Akhirnya, harapan atas pengabdian yang diberikan selama puluhan tahun kandas hanya dalam satu hari. Dengan ini, kata dia, penghargaan dan kesejahteraan tak mereka dapati.

“Padahal mereka telah menghasilkan anak bangsa yang sukses. Jika memang ada anak yang sukses dalam berkarir hasil produk para guru. Seyogyanya itu juga harus dihargai, tapi selama ini kan belum ada,” ungkapnya.

Ia menambahkan, pemerintah mengukur kualitas seorang guru dengan alat ukur yang tidak adil alias sederhana. Harusnya ada alat ukur yang diterapkan bagi rekan-rekan guru yang sudah mengabdikan dirinya selama bertahun-tahun. Bisa berupa portofolio yang akan menjadi nilai tambah, pengalaman kerja, dan produk yang dihasilkannya.

“Ini yang harus benar-benar kita kejar, agar kesejahteraan guru dapat diperhatikan,” tandasnya.

Ia menjelaskan, apabila ada guru yang mengabdi lebih dari 20 tahun dan sudah menghasilkan orang-orang hebat seperti menteri, polisi, TNI, dan para pejabat penting lainnya. Mereka adalah hasil didikan seorang guru honorer, maka sejatinya para pendidik itu pun harus mendapat penghargaan dari pemerintah.

“PGRI sebagai wadah yang tidak mengotak-ngotakan mana guru honorer dan PNS, maka harus menampung dan memperjuangkan aspirasi tersebut,” tandasnya.

Pihaknya meminta pemerintah agar bersikap adil menyikapi hal ini. Kata Bibing, jika bicara kompetensi akademik tentu saja akan terkalahkan oleh anak yang baru lulus. Sebab, kata dia, untuk menjawab soal atau menjalani tes bagi anak yang baru lulus wisuda hasilnya akan lebih baik dari pada para guru yang sudah mengabdi puluhan tahun.(Restu/zie)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan