Gagal Mendapat Pekerjaan, Tomi Merintis Usaha Hidroponik

Joe
26 Jan 2021 10:58
2 menit membaca

CILEGON (SBN) —  Karena berkali-kali gagal mendapatkan pekerjaan, Tomi, warga lingkungan Cipaot, Kelurahan Kepuh, Kecamatan Ciwandan, tak lagi berharap mendapat pekerjaan dari dunia industri di Cilegon. Terlebih, kota yang berjuluk Kota Industri ini sekarang justru memiliki tingkat pengangguran tertinggi ke-2 di Provinsi Banten. Karena itu, dia kemudian merintis usaha hidroponik untuk menafkahi keluarganya.

Sebelumnya, kisah Tomi, ia sudah lelah mengajukan lamaran pekerjaan ke berbagai perusahaan di Kota Cilegon, khususnya di Kecamatan Ciwandan. Namun, karena tak juga membuahkan hasil, ia kemudian mencari usaha lain demi menafkahi anak istrinya. Ia pun menemukan usaha hidroponik apung yang hingga kini terus digelutinya.

Berita Banten, Berita Banten Terbaru, Berita Banten Hari Ini, Berita Cilegon, Berita Cilegon Terbaru, Berita Cilegon Hari Ini, Berita Hidroponik: Gagal Mendapat Pekerjaan, Tomi Merintis Usaha Hidroponik

Tomi menunjukan bibit sawi pokcay usai panen selada (Wawan Kurniadi/SuaraBantenNews)

“Cari pekerjaan susah, Mas. Ya, sudah saya bertahan dengan berusaha semampu saya,” katanya kepada SuaraBantenNews, Selasa (26 Januari 2021).

Tomi mempelajari teknik bertani hidroponik secara otodidak. Ia juga mengumpulkan bahan-bahannya sendiri sampai kemudian menjadi usaha kecilnya. Meskipun tidak beromset besar, Tomi tetap serius menggeluti usaha yang telah menopang kehidupan dia dan keluarganya itu.

Pemasarannya pun masih dengan cara konvensional dengan menjualnya ke tetangga atau teman dekat. Alasannya terutama karena kapasitas produksinya memang masih terbilang kecil.

“Asalnya saya lakukan hanya karena gak dapat pekerjaan. Tapi, ternyata hasilnya bagus. Akhirnya, sekalian saya manfaatkan lahan yang sedikit ini untuk bertani hidroponik sistem apung,” ujarnya.

Tomi melanjutkan, alasannya memilih sistem hidroponik karena waktu panennya lebih cepat dan perawatannya lebih ringan, tetapi hasilnya maksimal.

Panen perdana hasil usaha bercocok tanam hidroponik sistem apung ini membuatnya bertekad untuk mengembangkan usahanya. Meski saat ini omset yang diraih masih di bawah Rp1 juta per panen setiap dua minggu, keberhasilan itu mendorongnya untu mengembangkan jenis tanaman yang dikembangkannya.

Sebelumnya, dia menanam selada. Sekarang dia mencoba menanam bebrapa jenis tanaman lain, seperti sawi pokcay. (Wawan/Atm)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan