banner 468x60 banner 468x60

Gebrak Tuntut Disperindag Realisasikan Penutupan Warem

Joe
11 Feb 2021 12:29
2 menit membaca

CILEGON (SBN) — Aliansi Gerakan Bersama Anti Kemaksiatan (Gebrak) meminta Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Cilegon segera merealisasikan penutupan warung binaan yang telah berubah wujud menjadi warung remang-remang (warem) di sepanjang Jalan Aat-Rusli (JLS). Demikian disampaikan Nurbagus Jaya, pimpinan Majelis Dzikir Badar Jalali, Cilegon, Kamis  (11 Februari 2021).

Nurbagus yang juga sebagai pembina dari aliansi Gebrak itu mengatakan, keberadaan warung binaan Disperindag Kota Cilegon itu, sudah berubah fungsi menjadi warung remang-remang.

Mirisnya lagi, sambung Nurbagus, warung-warung itu berkembang menjadi tempat mangkal para penjaja seks komersial sehingga kondisinya sudah mengundang penyakit masyarakat dan tempat kemaksiatan.

“Fungsi pembinaan itu tidak jalan sehingga berulang kali Pol PP operasi pun yang kedapatan dijual di warem adalah miras. Jadi, untuk apa warem itu dipertahankan?” katanya.

Aliansi yang beranggotan ribuan santri dan ulama ini juga sudah berulang kali membicarakan persoalan tersebut dengan Wali Kota Cilegon. Namun, hingga kini belum ada tindakan dari Disperindag.

Padahal, kata Nurbagus, Wali Kota Cilegon secara terang-terangan menyampaikan bahwa warung-warung binaan di JLS yang telah berubah fungsi menjadi warem dan menjual miras serta menjadi tempat mangkal para PSK itu harus digusur.

“Ucapan Pak Wali Kota terkait warem harus dipertanggungjawabkan. Warem yang sudah melanggar itu harus dibongkar atau ditutup. Tapi, sampai saat ini belum ada realisasi,” ujarnya.

Ia berharap, Disperindag Kota Cilegon dan Pol PP Kota Cilegon segera membongkar atau menutup semua warem di sepanjang jalan Aat-Rusli. Jika tidak, dikhawatirkan akan terjadi konflik horizontal karena aliansi Gebrak bersama ribuan santri dan ulama telah mengantongi ribuan tanda tangan sebagai petisi menolak segala bentuk macam penyakit masyarakat di sepanjang JLS dan berharap Cilegon menjadi Kota Salamin (Santi Ulama dan Industri).

Berdasarkan penelusuran SuaraBantenNews, warung remang-remang yang ada di atas trotoar sepanjang JLS itu memang tampaknya tidak terkendali. Meski sudah memasuk waktu dini hari, aktivitas nongkrong-nongkrong pasangan pria dan wanita sambil bernyanyi menggunakan pengeras suara masih berjalan. (Wawan/Atm)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan