Aktivis Lingkungan Anggap Kajian Kerjasama Soal Sampah Setengah-Setengah

Joe
10 Mei 2021 15:55
2 menit membaca

SERANG (SBN) — Organisasi lingkungan hidup Rekonvasi Bhumi menilai kajian kerjasama soal sampah antara Pemerintah kota Serang dengan Tangerang Selatan dianggap masih setengah-setengah.

Direktur Eksekutif Rekonvasi Bhumi, Np. Rahadian menilai banyak prosedur yang diabaikan, seperti kajian, aspirasi masyarakat dan kondisi TPSA Cilowong sendiri yang pengelolaannya belum optimal.

“Kalau kita melihat beberapa pemberitaan terkait pengelolaan sampah di Kota Serang, sampah belum dikelola secara optimal,” ucap Nana saat dihubungi lewat telepon pada Senin (10/5/2021).

Selain itu, sambungnya, data yang disampaikan Kadis Lingkungan Hidup Kota Serang di media bahwa produksi sampah di Kota Serang volumenya sampai 800 ton, tetapi kemampuan mengangkutnya baru 50 persen.

“Pengelolaan sampah di TPA Cilowong sendiri juga belum optimal, prasarananya belum memadai, sehingga potensi longsor masih tinggi, terbukti beberapa waktu lalu kejadian dan memakan korban. Artinya itu belum benar, seharusnya itu diurus dulu,” terangnya.

Dia menambahkan, dengan sarana terbatas ini, Dia heran mengapa Pemkot Serang mau menerima sampah 400 ton sehari dan kerjasama selama 3 tahun. Ini kan ada masalah, TPA masalah, ditambah transportasi paling tidak ada 100 trek sehari yang mondar-mandir, Dirinya menanyakan, apakah kajian amdal lalu lintasnya sudah ada kajiannya.

“Kajian TPA ada tidak? Pemerintah seharusnya memberi contoh yang baik. Kalau diperlukan dokumen kajian, dibuatkan dulu kajian baru kebijakan. Kan itu contoh yang buruk buat masyarakat. Masyarakat kan gak boleh tanpa kajian nanti investasinya ditolak,” ungkapnya. (Hendra)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan