banner 468x60 banner 468x60

HNSI Cilegon Siap Perjuangkan Aspirasi Nelayan

Joe
21 Mei 2021 10:15
2 menit membaca

CILEGON (SBN) — Dianggap kurang membuka akses bagi kepentingan usaha nelayan serta penyediaan sarana pangkalan bagi masyarakat nelayan di Kota Cilegon, Wakil Ketua HNSI Cilegon Itang bertekad mengakomodasi kepentingan tersebut melalui wadah organisasi nelayan.

Keluh kesah nelayan Cilegon, ihwal terganggunya aktivitas usaha serta penyediaan sarana tambat dan tempat pelelangan ikan (TPI) membuat Itang tertantang untuk turut memperjuangkan hak mereka.

“Isu paling krusial adalah akses berusaha serta keberadaan pangkalan nelayan. Ironisnya, kehidupan mereka telah ada jauh sebelum industri hadir di Cilegon.” ujar Itang di ruang kerjanya, Jumat (21 Maret 2021).

Lebih lanjut ia menyampaikan, nelayan adalah masyarakat Indonesia yang memiliki persamaan hak untuk hidup sejahtera. Akses lalu lalang kapal nelayan serta keberadaan pangkalan nelayan menjadi tanggung jawab bersama sehingga tidak ada alasan bagi pemerintah daerah dan industri untuk tidak memperhatikannya.

“Sudah sepatutnya pemerintah dan industri turut memperhatikan keberlangsungan hidup mereka.” jelas Itang.

Itang yang Wakil Ketua HNSI Cilegon sesuai dengan SK DPD HNSI Cilegon masa transisi kepengurusan justru mendapat dukungan dari para anggota untuk menakhodai wadah organisasi nelayan itu ke depan.

“Selama itu murni suara nelayan, saya nyatakan siap tampil di depan untuk mengawal aspirasi mereka,” tegasnya.

Ia juga menegaskan akan membangun komunikasi dengan pemerintah daerah dan pihak industri agar hak hidup nelayan ke depan dapat terakomodasi.

Ketua DPC HNSI Cilegon Chairul melalui saluran teleponnya menyatakan dalam waktu dekat akan membentuk kepanitiaan Muscam DPC HNSI Cilegon sebagaimana amanat SK DPD HNSI masa transisi.

“Bersama pengurus, kita akan merumuskan terlebih dahulu bagaimana, kapan, dan di mana muscam digelar,” katanya.

Sisi laut sepanjang wilayah Merak hingga Anyer saat ini telah dikuasai banyak industri besar. Ironisnya, mereka terkesan tidak peduli dengan kehidupan nelayan.

Dari beberapa kecamatan, seperti Ciwandan, Citangkil, Grogol, dan Pulomerak, hanya Pulomerak (Pangkalan Suralaya) yang memiliki sarana aktivitas nelayan. Itu pun merupakan bantuan dari PLTU 9 & 10. (Wawan)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan