banner 468x60 banner 468x60

Dua Rumah Lansia di Cisoka Amblas karena Longsor

2 menit membaca

KABUPATEN TANGERANG (SBN) — Sedikitnya dua rumah milik lansia mengalami kerusakan berat dan amblas karena longsor di Kampung Selapajang, Desa Carenang, Kecamatan Cisoka, Kabupaten Tangerang.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Tangerang Kosrudin membenarkan informasi adanya dua rumah rusak di Cisoka akibat peristiwa longsor yang terjadi beberapa hari lalu. Kosrudin menuturkan, peristiwa longsor itu terjadi karena air sungai Cidurian meluap.

“Efek longsor itu ada dua rumah yang dihuni oleh kakek nenek yang rusak,” ujarnya Senin, 1 Februari 2021.

Berita Banten, Berita Banten Terbaru, Berita Banten Hari Ini, Berita Kabupaten Tangerang, Berita Kabupaten Tangerang Terbaru, Berita Kabupaten Tangerang Hari Ini, Berita Bencana, Berita Longsor: Dua Rumah Lansia di Cisoka Amblas karena Longsor

Petugas BPBD Kabupaten mengecek rumah lansia yang longsor di Kampung Selapajang, Desa Carenang, Kecamatan Cisoka, Kabupaten Tangerang (1/2/2021) (Restu Bambang/SuaraBantenNews)

Kosrudin menjelaskan, dua rumah tersebut berada di dekat bantaran sungai sehingga turut terimbas. Berdasarkan informasi yang dihimpun oleh SuaraBantenNews, dua rumah tersebut milik seorang nenek bernama Juju (74) dan seorang pria bernama Sukatma (64).

Kosrudin menuturkan, sungai Cidurian meluap juga dikarenakan intensitas hujan yang tinggi.

“Ada faktor karena hujan lebat sungai itu meluap hingga akhirnya tanah di situ longsor,” tandasnya.

Juju, korban yang rumahnya rusak, menuturkan bahwa peristiwa longsor itu terjadi selepas salat Magrib. Ia beranjak ke luar dari kamarnya yang berada di belakang untuk mengepel di ruang depan. Saat itu sedang hujan lebat sejak sore hari dan ruangan depan bocor. Baru saja dia memegang alat pel, terdengar suara keras seperti benda besar jatuh.

“Saya kaget, teriak, dan istighfar. Begitu menengok ke belakang, sudah roboh. Gagang pel langsung saya jatuhkan dan lari ke depan,” ungkapnya.

Juju bersama empat cucunya berlari menyelamatkan diri. Salah seorang cucunya terkena jatuhan genteng dan mengenai bagian kaki.

“Cucu saya kakinya kena genteng dan sempat berdarah-darah. Tapi alhamdulilah enggak kena kepalanya,” pungkasnya.

Ia pun masih khawatir dengan adanya longsor susulan, tetapi tetap bertahan di sana karena tidak punya tempat tinggal lain.

“Saya sekarang tidurnya di ruang tamu. Kalau mau mengungsi, bingung mau kemana,” paparnya.

Dia berharap pemerintah setempat bisa membenahi rumahnya yang roboh. Selain itu, sungai Cidurian hendaknya ditanggul untuk menahan air. (Restu/Atm)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan