banner 468x60 banner 468x60

Warga Kemiri Mancing dan Tanam Pohon Pisang di Tengah Jalan Rusak

2 menit membaca

KABUPATEN TANGERANG (SBN) — Warga Kampung Benyawakan, RT 06/01, Desa Kelebet, Kecamatan Kemiri, Kabupaten Tangerang, memancing dan menanam pohon pisang di jalan antardesa yang menghubungkan Desa Lontar dengan Desa Kelebet yang rusak parah selama bertahun-tahun.

Warga mengeluhkan kerusakan jalan yang diperkirakan mencapai 500 meter itu. Sebagai ungkapan kekecewaan, warga pun memancing dan menanam pohon pisang di jalan rusak yang terakhir dibangun sekitar tahun 2010 tersebut. Ada sekitar 20 pemuda yang menanam pohon pisang dan memancing ikan di lubang jalan.

Berita Banten, Berita Banten Terbaru, Berita Banten Hari Ini, Berita Kabupaten Tangerang, Berita Kabupaten Tangerang Terbaru, Berita Kabupaten Tangerang Hari Ini, Desa Kelebet: Warga Kemiri Mancing dan Tanam Pohon Pisang di Tengah Jalan Rusak

Kondisi jalan rusak antardesa yang berada di Kampung Benyawakan, RT 06/01, Desa Kelebet, Kecamatan Kemiri, Kabupaten Tangerang (Warga untuk SuaraBantenNews)

Salah seorang pemuda setempat, Hamdan (29), mengatakan reaksi ini muncul lantaran belum ada kepastian waktu dari pemerintah, baik dari desa maupun kabupaten, untuk membangun jalan yang telah lama dikeluhkan warga.

“Ada 5 pohon pisang yang ditanam dan ada aktivitas mancing ikan mujair yang dilakukan oleh pemuda,” ujarnya kepada SuaraBantenNews, Minggu, 14 Februari 2021.

Ia menjelaskan, reaksi tersebut dilakukan tak lain untuk menyampaikan pesan tentang kondisi jalan yang sulit dilalui warga selama bertahun-tahun.

“Mobil Agya atau Brio pasti nyarug (tersangkut). Di saat hujan deras pasti licin dan terkadang banjir sampai setengah ban motor,” jelasnya.

Hamdan melanjutkan, warga terpaksa menguruknya dengan puing-puing sisa bangunan seadanya agar jalan bisa dilewati oleh masyarakat untuk sementara.

“Sudah gonta-ganti kepala desa, tapi jalan masih kayak gini. Seperti ngerasa gak ada lurah. Buktinya, belum ada pemerataan pembangunan,” tuturnya.

Menurutnya, kerusakan jalan tersebut sudah cukup lama karena terakhir kali dibangun sekitar 10 tahun yang lalu dengan panjang jalan mencapai 5 km. Beberapa warga juga menyampaikan masalah tersebut kepada kepala desa, namun hingga saat ini belum mendapat respons.

“Kita belum lapor kemana-mana, baru kita ramaikan di media sosial,” tandasnya.

Hamdan dan warga lainnya berharap agar jalan tersebut segera diperbaiki, melihat urgensi jalan tersebut sebagai penghubung antardesa.

“Pemerintah daerah harus ke lapangan dan memperhatikan kondisi masyarakat di sini. Bahkan, drainase juga masih belum tersentuh pembangunan,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Desa Kelebet Aang Kholid masih belum bisa memberikan keterangan. Wartawan telah berusaha menghubungi, tetapi belum mendapat respons. (Restu/Atm)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan