Tak Sadar Hingga 4 Hari, Begini Kisah Pilu Andika Melawan Covid-19

Joe
23 Nov 2020 15:01
3 menit membaca

KABUPATEN TANGERANG (SBN) — Andika Ariadarma tak percaya mampu melawan Virus Corona yang bersarang di tubuhnya. Pada masa perawatan, Kepala Sub Bidang Seksi (Kasubsi) Pengukuran, Pemetaan dan Kadastral BPN Kabupaten Tangerang selama empat hari tak sadarkan diri.

Mulai hilangnya rasa penciuman, kondisi tubuh yang melemah dan pikiran yang stres lantaran melihat secara langsung pasien Covid-19 yang meninggal saat menjalani perawatan bersamanya. Bahkan, untuk menyakinkan kondisi terakhir tubuh, tak tanggung-tanggung Andika menjalani Swab sebanyak 7 kali.

Pria kelahiran Palembang yang saat ini genap berusia 37 tahun itu dinyatakan positif terjangkit Covid-19 berdasarkan Swab Test yang dijalaninya di sebuah rumah sakit swasta di Karawaci Tangerang. Sebelum menjalani Swab, Andika mengaku mengalami sakit flu dan demam, sehingga ia berinisiatif untuk memeriksakan ke rumah sakit dengan hasil Swab Positif Covid-19.

Belum yakin dengan hasil tersebut AD mencoba untuk melakukan tes swab kembali di rumah sakit yang berbeda. Diantar oleh keluarganya ia mendatangi salah satu rumah sakit di Tangerang. Sayangnya, karena jumlah pasien saat itu sedang membludak ia tak mendapatkan penanganan medis apapun meski sudah menunggu selama hampir empat jam.

Karena kondisinya yang terus melemah keluarga lalu membawanya ke rumah sakit swasta yaitu Metro Hospital, Kabupaten Tangerang. Untuk lebih memastikan apakah benar ia terpapar Covid-19, Andika kembali menjalani tes swab. Namun, lagi-lagi hasilnya tak sesuai harapan. Sang dokter menyatakan bahwa dirinya positif Korona.

“Saya sempat nggak percaya, dalam hati saya bertanya-tanya kapan dan di mana saya bisa tertular virus Korona,” ujar AD kepada SuaraBantenNews, Senin, 23 November 2020.

AD yang positif Covid-19 itu pun langsung diisolasi untuk menjalani perawatan. Bahkan di minggu pertama masa karantina ia sempat tak sadarkan diri selama 4 hari. “Sempat nggak sadar. Sudah nggak ingat apa-apa. Keluarga sudah pasrah juga waktu itu,” tuturnya

Namun, Tuhan berkehendak lain, setelah siuman Andika mengaku seperti mendapat kekuatan untuk bertahan dari virus mematikan yang bersarang di tubuhnya itu. Meski begitu, menurut dia menjalani isolasi selama 33 hari bukanlah hal yang mudah. Agar tidak stres Andika memiliki tips yakni menghindari bacaan artikel yang memuat berita tentang Covid-19.

“Selain makan obat sesuai aturan dokter, jangan kebanyakan baca artikel atau nonton berita tentang Covid-19 nanti malah stress dan jadi sakit karena sugesti,” kata dia.

Selain itu, untuk menjaga kekebalan tubuhnya setiap hari ia rutin berolahraga dan berjemur pagi antara jam 8.30 sampai 10.00 Wib. Meski hasil swab ke 3 hingga ke 5 masih positif Covid-19 ia tak pernah putus asa untuk bisa sembuh. Beruntungnya, Andika tidak mengidap penyakit penyerta yang bisa membuat kondisi tubuhnya semakin fatal.

Keyakinan Andika untuk bisa sembuh itu pun akhirnya terkabul saat dokter menyatakan jika hasil swab ke 6 dan ke 7 negatif Covid-19. Andika yang kini sudah bisa bekerja kembali di salah satu perkantoran pemerintahan di Kabupaten Tangerang itu juga berpesan kepada sesama penyintas survivor Covid-19 bahwa terjangkit Virus Korona bukanlah akhir dari segalanya.

“Anggap ini qodarallah ya, berdoa, anggap sebagai teguran, jangan dibikin kesel karena semua dari Allah,” tutupnya. (Restu/Atm)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan