banner 468x60 banner 468x60

Massa Pendukung Habib Rizieq di Kabupaten Tangerang Tak Banyak Bertolak ke DKI

Ramzy
18 Des 2020 10:05
2 menit membaca

KABUPATEN TANGERANG (SBN) — Habib Rizieq Shihab ditahan, berbagai reaksi pun timbul dari massa pendukungnya baik dari Front Pembela Islam (FPI), Alumni 212 dan Gerakan Pengawal Fatwa (GNPF). Mereka nekat melakukan aksi 1812 (Jumat, 18 Desember 2020) walaupun tidak mengantongi izin dari polisi.

Berdasarkan pantauan SuaraBantenNews, sejak pagi hari polisi telah bersiaga melakukan penyekatan kendaraan di berbagai pintu masuk tol Kabupaten Tangerang. Petugas masuk ke dalam kendaraan dan memeriksa barang bawaan milik penumpang. Bagi penumpang yang kedapatan membawa sarung, peci dan baju koko langsung diturunkan oleh petugas.

Ongkos kendaraan yang telah dibayarkan pun terpaksa diberikan kembali oleh kondektur. Para penumpang langsung digiring menuju pos polisi terdekat untuk dimintai keterangan lebih lanjut.

Anggota FPI Kabupaten Tangerang H.Alimin tidak banyak massa pendukung habib Rizieq asal Kabupaten Tangerang yang akan mengikuti unjuk rasa di depan Istana Presiden. Saat ditanya perkiraan jumlah, pihaknya tidak menyebut berapa jumlah pastinya. Hal itu lantaran melihat proses perjalanan yang tidak bergerombol alias masing-masing.

“Ga banyak kok mas, perkiraan banyaknya saya ga tau. Ini hari Jumat saya kira sedikit, apalagi polisi sudah banyak berjaga-jaga,” pungkasnya kepada SuaraBantenNews.

Ia menjelaskan, tuntutan aksi tak lain meminta Presiden Joko Widodo untuk membebaskan Habib Rizieq tanpa sarat. Menurutnya pemerintah belum sepenuhnya adil dalam menegakkan hukum di Indonesia. Terbukti dengan banyaknya kerumunan yang terjadi, namun kerumunan yang menjadi sorotan dan yang benar-benar diproses adalah kerumunan yang ditimbulkan oleh Habib Rizieq.

Sementara itu Direktur Eksekutif Kajian Politik Nasional (KPN), Adib Miftahul mengatakan, momentum ini harus dijaga bagaimana pun ini merupakan bentuk perjuangan bagi mereka. Konsistensi ini penting, pihaknya melihat ini bukan hanya sekedar gerakan sosial dan agama.

“Mereka kubu IB HRS dianggap sebagai simbol oposisi, secara politis ini merupakan bentuk penekanan dan kritik terhadap pemerintah,” singkatnya.(Restu/zie)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan