SuaraBantenNews.Com – Mantan Bupati Tangerang periode 2003-2013, Ismet Iskandar, tutup usia, pada Selasa 15 Oktober 2024 malam, sekira pukul 22.30 WIB, di RSUD Kabupaten Tangerang karena sakit.
Ismet Iskandar yang juga tokoh pendiri Provinsi Banten dan ayah mantan Bupati Tangerang dua periode Ahmed Zaki Iskandar meninggal dunia di usia 76 tahun.
Menurut mantan Gubernur Banten, Wahidin Halim (WH), almarhum Ismet Iskandar adalah sosok pejuang dalam membangun peradaban Tangerang di tengah kondisi masyarakat dan kemampuan APBD yang saat itu masih kekurangan.
“Dia berperan dalam membangun peradaban Tangerang. Dia juga seorang birokrat. Saya sama beliau beda umur, beda generasi, tapi kita sama-sama membangun Tangerang,” kata Wahidin Halim saat ditemui wartawan di rumah duka di kawasan Sukasari, Kota Tangerang, Rabu 16 Oktober 2024.
Dikatakan WH, ia dan Ismet Iskandar juga sangat kompak dalam membangun Tangerang. Bahkan menurutnya, program kerja pimpinan daerah kala itu sangat nampak di masyarakat, karena masyarakat di Tangerang masih homogen.
Ia menyebut Ismet Iskandar adalah seorang tokoh yang punya cita-cita bagaimana membangun daerah Tangerang dan berani membela masyarakat dengan prinsip dan ketegasannya.
“Jadi jelas banget itu, prinsip untuk mengedepankan pembelaan terhadap rakyat Tangerang dan keberpihakannya terhadap daerah ini untuk membangun Tangerang itu luar biasa. Ada pada beribadi beliau,” ujarnya.
Mantan wali kota Tangerang ini juga mengatakan, Ismet Iskandar merupakan generasi orang Tangerang yang sangat berpendidikan diera-nya.
Almarhum Ismet Iskandar yang merupakan salah satu lulusan IPDN melakukan banyak perbaikan dalam hal tata kelola administratif di pemerintahan.
“Dia salah satu orang yang mengenalkan administrasi pemerintahan kepada kita, kepada saya, karena walaupun beda usia dan beda generasi tapi kita bekerjasama dengan baik,” ujarnya.
Lebih dari itu, WH juga mengungkapkan, antara dirinya dan Ismet Iskandar menjalin kedekatan yang cukup baik kala masih sama-sama menjadi seorang birokrat. Keduanya punya semangat yang sama untuk membangun Tangerang yang saat itu masih bergabung dengan Provinsi Jawa Barat.
“Jadi antara saya dan beliau punya semacam fanatisme, semangat untuk membangun daerah Tangerang. Sehingga Tangerang yang dulu daerah kabupaten cukup dikenal di Jawa Barat, karena kreatif dan lebih dulu maju dari daerah-daerah lain,” tandasnya.