Didik Anak Berkebutuhan Khusus, SKh Negeri 01 Tangerang Genjot Inovasi Guru

2 menit membaca

KABUPATEN TANGERANG (SBN) — Sekolah khusus (SKh) Negeri 01 Kabupaten Tangerang menerapkan inovasi guru secara maksimal dalam pembelajaran daring di masa pandemi covid-19. Kebutuhan dan kondisi setiap siswa berbeda, membuat para pengajar ektra keras dalam menyampaikan pembelajaran kepada anak berkebutuhan khusus tersebut.

Kepala Sekolah SKh Negeri 01 Kabupaten Tangerang Ngatini mengatakan, inovasi yang dihasilkan yakni, setiap guru mengampu sekitar 3-5 siswa dan harus maksimal saat pembelajaran daring berlangsung. Kata dia, pembelajaran daring dilakukan setelah adanya kesepakatan antara guru dan orang tua siswa. Modul pembelajaran wajib dikirimkan oleh guru kepada orang tua siswa satu bulan sekali.

SKh Negeri 01 Tangerang, Anak Berkebutuhan Khusus di Tangerang, Sekolah Anak Berkebutuhan Khusus di Tangerang, Berita Banten, Berita Banten Terbaru, Berita Banten Hari Ini, Berita Kabupaten Tangerang, Berita Kabupaten Tangerang Terbaru, Berita Kabupaten Tangerang Hari Ini: Didik Anak Berkebutuhan Khusus, SKh Negeri 01 Tangerang Genjot Inovasi Guru

Ngatini, Kepala SKh 01 Negeri Kabupaten Tangerang (Restu Bambang/SuaraBantenNews)

“Guru diwajibkan menyiapkan alat peraga yang dibuat sendiri untuk bahan pembelajaran. Bertujuan agar murid dapat menyerap materi pelajaran dengan baik,” ujarnya saat ditemui SuaraBantenNews, Senin, 22 Februari 2021.

Menurutnya, pentingnya inovasi dan kreasi ini dimunculkan agar pembelajaran jarak jauh yang diikuti para siswa/siswi SKh Negeri 01 Kabupaten Tangerang ini bisa nyaman dan diterima. Tentunya, banyak metode yang diberikan dalam penyampaian materi yang mengunakan zoom, google meet, video call. Dimana, pengajar harus bisa menyentuh orang siswa dan orang tua siswa melalui inovasi tersebut.

“Tentu sangat sulit, paling lama pembelajaran berlangsung selama satu jam,” tandasnya.

Ia menyatakan, kendala yang terjadi saat pembelajaran berlangsung yaitu menentukan waktu pembelajaran sehingga para guru melangsungkan pembelajaran bahkan bisa berlangsung di malam hari. Lalu, rencana pembelajaran yang telah disiapkan, akan tetapi murid sedang marah dan sulit untuk diatur, sehingga tidak bisa berkonsentrasi dan terkadang terkendala oleh sinyal.

“Jadi, para guru terpaksa harus mengulang pelajaran,” tuturnya.

Ia menambahkan, pembelajaran di Skh Negeri 01 Kabupaten Tangerang tidak menekankan pembelajaran akademik bagi para siswa, akan tetapi kemandirian yang selalu ditekankan secara sosial maupun pribadi.

“Bagaimana peserta didik bisa membuang sampah pada tempatnya, menyiram tanaman, membuat minuman sendiri, mencuci piring. Itu yang tidak bisa terpisahkan dari pembelajaran ini,” jelasnya.

Ngatini dan guru lainnya, juga terkadang mendapat kesulitan lebih saat mengajari anak tuna grahita dan autism. Saat pembelajaran kurang konsentrasi, karena di rumah banyak tontonan TV, kulkas, makanan dan mainan yang banyak. Sehingga mereka lebih tertarik kepada hal lain, daripada materi yang disampaikan oleh gurunya sendiri.

“Sebagai guru harus banyak berinovasi, paling tidak seorang guru mempunyai alat peraga yang disukai anak-anak,” tutupnya. (Restu)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan