Diduga Keracunan Kolak Saat Berbuka, Satu Keluarga di Cilegon Dilarikan ke RS

waktu baca 2 menit
Kamis, 9 Mei 2019 22:56 0 535 Ramzy

CILEGON (SBN)-, Satu keluarga di Ramanuju, Kecamatan Citangkil, Kota Cilegon harus menjalani perawatan di Rumag Sakit Kurnia, Kamis (9/5/19). Diduga, satu keluarga itu mengalami keracunan usai menyantap kolak pada saat berbuka puasa.

Salah aatu korban Riri Andriyani menceritakan, dirinya mengalami pusing dan mual serta sakit pada bagian perut usai menyantap kolak. Ia mengatakan, kolak itu dibelinya di kawasan RTH Jombang, Kita Cilegon.

“Waktu makan biasa saja, tapi usai makan perut saya terasa sakit dan kepala pusing, muntah-muntah juga,” tuturnya.

Hal yang sama juga dirasakan suami dan paman Riri. Mereka pun langsung meminta pertolongan kerabat untuk membawa mereka ke rumah sakit. Setelah dilakukan pemeriksaan, dokter menyarankan kepada keluarga untuk dirawat.

“Alhamdulillah saat ini nyeri perut dan pusing sudah agak berkurang, mudah-mudahan hari ini keluarga saya bisa pulih dan bisa pulang,” katanya.

Sementara itu, Kepala Seksi Survelence Imunisasi Krisis Kesehatan (SIKK) pada Dinas Kesehatan Kota Cilegon Tatang Supriatna mengatakan, satu keluarga yang dilarikan ke rumah sakit belum bisa dipastikan keracunan makanan karena belum ada hasil uji laboratorium.

“Kita belum bisa pastikan bahwa penyebab dilarikannya ke rumah sakit karena keracunan makanan saat berbuka puasa sebelum diuji di laboratorium,” katanya saat mengunjugi keluarga korban keracunan.

Menurut Tatang, dirinya mendapat laporan dari salah satu warga bahwa ada masyarakat Cilegon yang dilarikan ke rumah sakit karena memakan kolak.

“Adanya laporan dari warga terkait ada warga yang diduga keracunan makanan kami dari tim SIKK langsung bergegas menuju rumah sakit dimana. Dari hasil percakapan korban merasa perutnya sakit, mual-mual, dan kepala pusing usai makan takjil jenis kolak biji salak yang dibeli di pedagang di pinggir jalan,” katanya.

Dari pertemuan di RS Kurnia, tim SIKK belum bisa memastikan penyebab satu keluarga itu harus menjalani perawatan.

“Masih terlalu dini untuk memastikan korban keracunan makanan, perlu ada uji lab yang akan dilakukan BPOM. Jika nanti ketika uji lab ditemukan bahwa korban keracunan makanan baru kami bisa memastikan bahwa korban keracunan makanan,” tutupnya.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi hasil pemeriksaan dari dokter di rumah sakit itu. (Wawan/don).

LAINNYA