Solo – Pemerintah Kota (Pemkot) Solo bakal menarik pajak dari warung-warung pinggir jalan dengan omzet jutaan rupiah per hari untuk menambah pemasukan pendapatan asli daerah (PAD). Selama ini potensi penerimaan pajak di sektor tersebut dinilai kurang optimal.
Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Yosca Herman Soedrajad mengatakan, sudah memasang cash register di warung-warung makan tersebut. Cash register ini merupakan bentuk sederhana dari Terminal Monitoring Device (TMD) yang ada di restoran dan hotel.
“Jika anda memasuki warung makan dan dikenakan pajak e-warung itu lah program baru Pemkot Solo dalam membidik sasaran penerimaan pajak dari sektor warung,” ucapnya, Selasa (3/10/2018).
Dengan alat tersebut Pemkot Solo dapat memantau transaksi secara real time sehingga besaran potensi pajak yang harus dibayarkan tidak jauh dari omzet yang didapat warung-warung tersebut.
Saat ini, lanjut Heraman, cash register sudah diterapkan di Kota Solo dan sementara baru 20 warung yang dipasangi untuk mendukung peralatan pajak e-warung itu.
“Alat tersebut dan pengelolaan masih ditangani tim dari Telkom Solo sebagai kerjasama dengan Pemkot Solo. Untuk besaran pajak e-warung yakni 10 persen dan ini akan dibebankan kepada pengunjung warung yang sebagai bukti diberi struk pajak,” tuturnya.
Ia menjelaskan, sasaran e-warung adalah tempat makan yang memiliki omzet Rp 5 juta per bulan. Dan penerapan e-warung yang sudah berjalan akan ditingkatkan dengan menambah alat cash register pada tahun 2019.
“Perubahan mindset ini perlu kesabaran agar bisa disosialisasikan kepada para pemilik warung serta para pengunjung,” tandasnya.
Ia mengaku tidak mudah memasang cash register di warung-warung tersebut. Menurutnya, ada pro dan kontra terkait pemasangan alat tersebut. Untuk mengantisipasi hal tersebut, pihaknya terus melakukan sosialisasi. Ia berharap, potensi penerimaan pajak daerah dari restoran bisa lebih maksimal.(Sri/Zie)
Pos Terkait
Trending News
Tidak ada komentar