TANGERANG – Kekecewaan Mirah Suryani tak terbendung saat mengetahui sang anak Fahmi (14), diamankan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Tangerang. Putranya tersebut bersama sembilan pelajar lainnya kedapatan membawa senjata tajam yang disinyalir akan digunakan untuk tawuran di sekitaran Taman Potret, Jumat (12/10/2018).
Selain histeris, Mirah juga sesekali meminta kepada petugas untuk memberikan pelajaran dengan memberikan hukuman kurungan agar putranya jera.
“Penjarain aja pak, dari pada mati konyol di jalanan kena tawuran, pak saya udah capek ngurusin anak ini,” ucap mirah kepada petugas.
Bukan cuma itu, Mirah yang tidak dapat menahan diri sempat beberapa kali mencoba menyerang putra semata wayangnya tersebut dengan alas kaki yang digunakannya, namun berhasil dicegah petugas.
“Daripada digebukin orang mending saya yang gebukin,” kata Mirah kesal.
Berbeda dengan Mirah, Jalaludin salah satu orang tua lainnya yang sengaja diundang petugas untuk menjemput putranya justru jatuh pingsan lantaran tidak dapat menahan amarahnya.
Jalaludin yang saat itu masih memakai jaket ojek online, langsung jatuh pingsan saat mencoba memukul putranya namun gagal usai berhasil dihalau salah satu anggota.
Mengetahui orangtuanya jatuh pingsan, sang anak langsung histeris berteriak meminta pertolongan orang-orang di sekitarnya.
Berbeda dengan kedua orang tua siswa, salah seorang perwakilan dari sekolah yang enggan menyebutkan namanya justru merasa bersyukur petugas mengamankan para siswanya tersebut.
“Entah apa jadinya kalau mereka tidak diamankan, apa jadinya kalau mereka benar benar terlibat tawuran, kami berterima kasih kepada bapak bapak Satpo PP yang secara tidak langsung menyelamatkan anak-anak dari tawuran,” jelasnya.
A. Ghufron Falfeli Kepala bidang ketertiban umum dan ketentraman masyarakat pada Satpol PP Kota Tangerang menjelaskan, pihaknya mendapati beberapa siswa tersebut sedang berkumpul dan terindikasi akan menggelar aksi tawuran.
“Dari gelagat mereka kami mencurigai mereka akan menggelar aksi tawuran. Untuk itu kami menggeledah isi tas mereka dan mendapati satu bilah golok dan satu bilah clurit,”tandasnya.
Dari pengakuan para pelajar yang berhasil diamankan tersebut, lanjut Ghufron, sebagian besar dari mereka hanya diajak oleh kakak kelasnya yang berhasil kabur.
“Dan senjata tajam yang berhasil diamankan tersebut milik seniornya,” tuturnya.
Ia mengaku pihaknya akan terus melakukan serangkaian penertiban untuk menekan angka tawuran di Kota Tangerang.
“Khusus di hari Jum’at kami melipat gandakan personel yang ditugaskan untuk menyisir setiap lokasi yang sering dijadikan tempat tawuran, karena kami melihat kejadian tawuran sering terjadi di hari Jum’at,” tukasnya.
Meski demikian, ia mengaku tanpa ada peran serta masyarakat dalam menekan aksi kenakalan remaja tersebut, rangkaian kegiatan yang digelarnya tersebut tidak akan berjalan dengan optimal.
“Terus kami meminta masyarakat untuk membantu kami, informasikan kepada kami setiap kegiatan yang berpotensi memicu aksi kenakalan remaja,” tuturnya.
Disamping itu, ia juga meminta kepada orang tua untuk turut mengawasi putra – putrinya agar terhindar dari aksi tawuran yang dinilainya merugikan diri sendiri dan orang lain.
“Jangan cuma memberikan anak kepada sekolah, orang tua juga kami minta untuk mengawasi gerak gerik anak, sehingga dapat terhindar dari aksi tawuran,” pungkasnya.(Zie)