Oleh: Ocit Abdurrosyid Siddiq
Coba perhatikan! Sudah berapa lama sajadah di mushola atau masjid yang ada di tempat tinggal anda tidak dibersihkan? Sudah lama kan? Bahkan sejak dibeli atau dipasang tidak pernah dicuci. Kaambeu hasyeum lebah sujud!
***
Dalam Islam, ibadah kepada Allah SWT itu bukan hanya mahdhah; segala bentuk amalan yang pelaksanaannya baik itu syarat, rukun, dan tata caranya, sudah ditetapkan oleh nas Al-Quran atau Hadits, seperti salat, puasa, zakat, haji, dan sebagainya.
Tetapi ada juga ibadah yang masuk kategori ghoiru mahdhah, yang tidak diatur secara spesifik pelaksanaannya, namun bisa menjadi ibadah karena ada niat ikhlas dari pelakunya. Ibadah ini berupa perbuatan baik, yang dilakukan sendiri maupun melibatkan orang lain. Muamalah atau hubungan sosial masuk dalam kategori ini.
Salah satu ajaran Islam yang masuk kategori ibadah ghoiru mahdhah ini adalah menjaga kebersihan. Baik kebersihan diri juga kebersihan lingkungan. Kebersihan mendapat perhatian serius dalam Islam. Sampai disebutkan bahwa “kebersihan itu sebagian dari iman”.
Tetapi sayangnya, sebagian dari kita beranggapan bahwa yang namanya ibadah itu ya yang mahdhah tersebut. Karena itulah perkara lain seperti bekerja keras, menuntut ilmu, melakukan penelitian, tertib dalam antrian, dan termasuk perkara kebersihan kurang mendapat perhatian sebagai bagian dari ibadah.
Salah satu sikap abai atas kebersihan ini adalah motivasi serta kemauan kita dalam menjaga dan merawat kebersihan di tempat ibadah. Baik di masjid maupun di mushola. Seringkali kita melihat di kedua tempat itu banyak debu, kotor, hangseur, dan terkesan jorok. Bandingkan dengan rumah ibadah umat sebelah. Rerata selain resik, juga wangi.
Di bulan ramadan ini, saya kerap mengikuti tarawih di tempat-tempat berbeda. Kerap kali menemukan sajadah yang sepertinya sudah lapuk, hapeuk, bahkan saking seringnya dipakai serta sudah lama, banyak sajadah yang sudah terkelupas bagian atasnya, dan menyisakan bantalan bagian bawah yang sudah mengeras.
Sajadah itu -apalagi yang berbentuk panjang menyamping dan bisa digulung- sepertinya sudah lama tidak dibersihkan dengan cara dicuci. Bahkan bisa jadi sejak dipasang tidak pernah dicuci. Pada bagian sajadah yang dekat pintu kamar mandi, bahkan kerap dipakai untuk keset. Pastinya, kuman, bakteri, dan mikroba lainnya menyatu disitu.
Untuk menjaga kebersihan tempat ibadah, khususnya sajadah itu, sebaiknya pengurus masjid atau mushola secara berkala membersihkan baik dengan cara disapu, disedot, atau dicuci. Bila satu minggu satu kali tidak memungkinkan, atau bahkan tiap bulan pun dianggap merepotkan, maka minimal satu tahun satu kali itu sajadah dicuci!
Waktu yang dipilih itu bisa ketika menjelang ramadhan atau pada masa munggahan, atau menjelang hari raya idul fitri. Ritual penyucian sajadah itu bahkan bisa dikemas dalam sebuah acara, sebut saja Festival Ngumbah Sajadah.
Warga masyarakat bisa bergotong-royong beramai-ramai menyuci sajadah sembari munggahan, makan bersama menjelang ramadhan. Prosesi ini akan menjadi budaya baru yang berfungsi sebagai media bagi masyarakat untuk bertemu, bersilaturahmi, sekaligus beribadah.
Dengan begitu, ketika ramadhan tiba, seluruh umat Islam menjalankan tarawih di masjid atau mushola, bisa mengikutinya dengan nyaman dan khusyu, sujud mencium sajadah yang kini wangi dan tidak beraroma hangit kadoang kotok meunang ngaleob. (***)