Wartawan Dianiaya Saat Meliput Penyegelan Pabrik Genesis di Serang, PWI dan IJTI Kecam Keras!

waktu baca 2 menit
Kamis, 21 Agu 2025 19:28 3 Redaksi

SERANG-,  Sejumlah wartawan menjadi korban kekerasan pengeroyokan saat meliput sidak Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) di PT Genesis Regeneration Smelting (GRS), Kecamatan Jawilan, Kabupaten Serang, Banten, Kamis (21/8/2025).

Awalnya delapan wartawan melakukan peliputan penyegelan pabrik pengolahan timbal oleh Deputi Gakkum KLH sekitar pukul 11.00 WIB. Sesampainya di pabrik, wartawan dilarang mengambil gambar oleh petugas keamanan, sejumlah ormas, dan diduga oknum anggota Brimob.

“Jadi kita dikeroyok itu setelah selesai wawancara, awalnya emang kita dilarang ambil gambar sama petugas keamanan,” kata jurnalis TribunBanten.com, Muhamad Rifky, dilansir dari Kompas.com.

Setelah penyegelan dan wawancara dengan Deputi Gakkum KLH Rizal Irawan, kata Rifky, wartawan hendak meninggalkan lokasi. Namun, wartawan dipanggil oleh petugas keamanan pabrik dan kelompok ormas. Tanpa banyak bicara, para wartawan langsung diserang hingga berhamburan melarikan diri.

Sial bagi Rifky, saat berusaha kabur, ia terpeleset dan jatuh ke jalan. Rifky pun jadi sasaran pukulan dan tendangan dari petugas keamanan hingga anggota ormas.

“Kalau yang dianiaya saya doang, karena saya jatuh saat lari. Kalau yang lain pada lari,” ujarnya.

Akibat pengeroyokan itu, Rifky menderita sejumlah luka di sekujur tubuh. Dia pun harus mendapat penanganan medis di RS Bhayangkara, sekaligus melakukan visum.

Insiden pengeroyokan itu pun menuai kecaman. Dikutip dari Tangerangnews.com, Ketua PWI Banten, Mashudi menyatakan, aksi brutal itu adalah preseden hitam bagi kebebasan pers.

“Kami menyesalkan dan mengutuk keras tindakan kekerasan terhadap wartawan di Serang Timur. Ini tidak bisa ditolerir. Harus diusut tuntas dan para pelaku dihukum seberat-beratnya,” tegas Mashudi.

Mashudi memastikan, PWI Banten tidak akan tinggal diam. Kasus ini akan terus dikawal hingga para pelaku diseret ke meja hijau.

“Kami mengajak seluruh insan pers untuk bersatu mengawal proses hukum ini. Negara tidak boleh tunduk pada arogansi preman-preman yang menginjak-injak demokrasi,” lanjutnya.

Kecaman juga disampaikan Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Banten. Ketua IJTI Banten, Adhi Mazda, menyebut kasus ini adalah peringatan keras bagi semua pihak bahwa kebebasan pers sedang dalam ancaman nyata.

“Kami mengecam keras tindakan kekerasan, intimidasi, hingga pengeroyokan terhadap rekan-rekan wartawan di Serang. Negara tidak boleh kalah oleh arogansi sekelompok orang yang menghalangi tugas pers,” kata Adhi dikutip dari sumber yang sama.

IJTI menegaskan komitmennya untuk mengawal kasus ini hingga para pelaku diproses hukum. Mereka mendesak kepolisian bergerak cepat, melakukan pengusutan menyeluruh, menangkap, dan menindak tegas siapa pun yang terlibat dalam kekerasan tersebut.

LAINNYA