Suarabantennews.com – Penyegelan akses jalan menuju SMPN 17 dan SMAN 6 Kota Tangerang Selatan oleh warga Pamulang masih terjadi di hari pertama masuk sekolah dan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) tahun ajaran baru 2025/26.
Penyegelan dilakukan sebagai bentuk kekecewaan warga setelah ada 9 orang siswa yang merupakan warga sekitar gagal diterima di dua sekolah tersebut pada Seleksi Penerimaan Murid aru (SPMB) 2025.
Dari pantauan, terdapat dua akses menuju SMPN 17 dan SMAN 6 Tangsel yang lokasinya bersebelahan tersebut. Dua sekolah negeri ini terletak di ujung kawasan perumahan Puri Pamulang. Penyegelan dilakukan dengan memasang spanduk bernada kekecewaan lantaran pihak sekolah mengabaikan hak anak-anak untuk bersekolah di lingkungannya sendiri.
Para guru dan siswa pun harus berjalan kaki lebih dari 500 meter menuju SMPN 17 dan SMAN 6 Tangsel dan memarkirkan kendaraannya di depan akses masuk yang dibiarkan sedikit longgar.
“Disegel sudah lebih dari satu minggu, dari masa pendaftaran. Kami (warga) ya kecewa lah 9 orang anak-anak kami disini, warga sini tidak diterima tanpa alasan yang jelas dari pihak sekolah,” ujar Ipong (54) salah seorang warga Pamulang yang berjaga di pintu masuk, Senin 17 Juli 2025 pagi.
Menurut dia, sembilan anak yang gagal diterima di SMPN 17 dan SMAN 6 Tangsel tersebut kini masuk ke sekolah swasta yang ada di wilayah Tangerang Selatan.
Penyegelan akan terus dilakukan sebagai aksi protes agar pihak sekolah dapat memperbaiki proses penerimaan siswa baru yang dinilai berbelit-belit dan tidak transparan.
“Tidak ada sosialisasi SPMB, banyak warga yang tidak tahu sistem penerimaan murid baru khususnya pada jalur domisili itu seperti apa,” tukasnya.
Sementara, meski akses jalur utama disegel warga proses MPLS di SMPN 17 dan SMAN 6 Tangsel tersebut tetap berjalan diikuti oleh seluruh siswa baru, kendati pihak sekolah tidak berkenan memberikan keterangan kepada wartawan.