Remaja di Rajeg Meninggal Dunia Usai Digit Semut

Ramzy
26 Apr 2019 13:21
2 menit membaca

Ilustrasi.

TANGERANG – Malang nasib seorang remaja di Kecamatan Rajeg, Kabupaten Tangerang yang menghembuskan nafas terakhirnya usai digigit semut. Diketahui, remaja tersebut bernama Rizki Ananda (21) yang meninggal setelah digigit semut di kediamannya.

Menurut Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tangerang, Hendra Tarmizi, korban diketahui menderita penyakit bernama Shock Anafilaksis. Dimana, penyakit tersebut merupakan sebuah reaksi alergi yang parah terhadap sesuatu dan berpotensi mengancam nyawa.

“Betul digigit semut. Sebenarnya bukan semutnya yang bermasalah, jadi meninggalnya karena Shock Anafilaksis. Jadi sebuah keadaan yang reaksi alergi hebat. Memang korban alergi dugaan kita di kabupaten dugaan kuat dia alergi terhadap zat yang ada di dalam semut yang mengigit,” jelasnya, Jum’at (26/4/2019).

Ia juga meyakinkan bahwa reaksi tersebut tidak terjadi kepada semua orang melainkan hanya terjadi per-individual yang mengalami alergi yang berlebihan terhadap sesuatu. Dalam hal ini, korban bernama Rizki tersebut alergi terhadap zat yang ada di dalam semut.

“Itu sifatnya individual dan engga semua orang yang digigit akan seperti itu, ada yang cuma bentol-bentol doang, ada yang cuma syok, ada yang bentol seluruh badan,” terang Hendra.

Ia menjelaskan, bahwa korban sekira tiga tahun lalu juga pernah digigit oleh serangga lain sejenis dengan semut yakni tomcat.

Namun, nyawa Rizki berhasil diselamatkan oleh puskesmas setempat walau sempat mengalami syok berat.

“Tiga tahun lalu dia (Rizki) ada riwayat digigit tomcat juga tapi tidak meninggal dan bisa ditangani di puskesmas waktu itu. Ini sifatnya individual ya seperti alergi seafood, ada yang sampai bentol-bentol, ada yang cuma gatal di satu tempat saja,” jelasnya.

Namun, pihaknya belum bisa memastikan jenis semut apa yang sampai merenggut nyawa Rizki pada Rabu (25/4/2019) kemarin. Sebab, jajarannya hanya menerima foto semut yang mengigit korban dari sisi punggung semut, dimana bagian tersebut tidak bisa digunakan untuk mengidentifikasi spesies semut.

“Kebetulan yang foto semutnya itu korban, cuma yang difoto bagian punggung waktu itu. Bukan foto perut, untuk menentukan spesiesnya itu ahli serangga perlu perut jadi kita tidak bisa memastikan, tapi itu semut biasa,” tuturnya.(zie)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan