Banjir di Bencongan Kepala Dua: Ratusan Rumah Terendam

2 menit membaca

KABUPATEN TANGERANG (SBN) — Hujan lebat mengguyur sebagian besar wilayah Kabupaten Tangerang pada Sabtu, 20 Februari 2021, dinihari. Sedikitnya empat RW di Kelurahan Bencongan, Kecamatan Kepala Dua, Kabupaten Tangerang, terendam banjir hingga ketinggian 1,5 meter.

Ratusan rumah warga terendam air dan beberapa akses jalan pun lumpuh. Puluhan warga terpaksa mengungsi ke lokasi yang lebih aman. Saat dievakuasi petugas, korban banjir hanya membawa sebagai kecil barang berharganya dan barang yang lainnya mereka relakan terendam air.

Banjir di Bencongan, Banjir di Kepala Dua, Banjir di Tangerang, Ratusan Rumah Kebanjiran, Berita Banten, Berita Banten Terbaru, Berita Banten Hari Ini, Berita Kabupaten Tangerang, Berita Kabupaten Tangerang Terbaru, Berita Kabupaten Tangerang Hari Ini: Banjir di Bencongan Kepala Dua: Ratusan Rumah Terendam

Air memasuki permukiman warga Kelurahan Bencongan, Kecamatan Kepala Dua, Kabupaten Tangerang (BPBD Kabupaten Tangerang untuk SuaraBantenNews)

Komandan Regu Pos Kelapa Dua BPBD Kabupaten Tangerang Basri mengatakan, hujan lebat tersebut membuat sebagian sungai di Kabupaten Tangerang meluap. Akibatnya, air memasuki ratusan rumah warga di RW 18, 20, 25, dan 31 Kelurahan Bencongan, Kabupaten Tangerang.

“Ada ratusan rumah yang terendam. Untuk sementara, di RW 25 tercatat ada 5 RT dan 320 rumah yang terendam, selengkapnya masih kita data,” ujarnya kepada SuaraBantenNews, Sabtu 20 Februari 2021.

Ia mengungkapkan, puluhan warga terpaksa mengungsi ke lokasi yang lebih aman. Ada yang ke rumah tetangga, ada juga yang ke rumah keluarganya.

Namun, Basri menjelasan, sebagian besar dari mereka lebih memilih menetap di rumah untuk menyelamatkan barang-barang berharganya karena dianggap masih aman dan ketinggian air yang menggenangi permukiman mereka tidak begitu tinggi.

“Semalam ketinggian air mencapai 1,5 meter. Sekarang sudah mulai surut di bawah 1 meter,” jelasnya.

Basri mengatakan, untuk mengevakuasi warga yang terjebak banjir, petugas hanya dibekali satu perahu karet sehingga harus bergantian.

“Petugas sebetulnya masih butuh satu unit perahu karet lagi. Selain itu, korban banjir juga membutuhkan logistik,” ungkapnya.

Ia menyebutkan, banjir terjadi karena luapan air Kali Sabi yang merupakan anak Sungai Cisadane. Kali Sabi tidak bisa menampung debit air yang datang, terlebih air juga berasal dari Bogor sehingga meluap ke permukiman warga. (Restu/Atm)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan