Pabrik Plastik di Tigaraksa Dikeluhkan Warga, Diduga Picu ISPA pada Bayi

waktu baca 2 menit
Senin, 20 Okt 2025 19:15 21 Redaksi

WARGA Desa Sodong, Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, mengeluhkan bau menyengat yang berasal dari asap pabrik plastik PT Tiraplas Inti Kreasi. Bau pekat yang dihasilkan dari proses pembakaran biji plastik ini dinilai sangat mengganggu kenyamanan dan kesehatan warga sekitar.

Menurut laporan warga, bau tajam tersebut menyebabkan sejumlah warga mengalami sesak napas. Bahkan, seorang bayi dilaporkan harus dirawat di rumah sakit akibat diduga terpapar Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yang disebabkan oleh asap pabrik.

“Baunya sangat menyengat, terutama pada malam hari. Anak saya sampai sesak napas dan batuk-batuk akibat menghirup asap dengan bau pekat dari pabrik,” ujar salah seorang warga yang enggan disebutkan namanya.

Dari pantauan di lapangan, pabrik yang sudah beroperasi sejak setahun lalu itu berlokasi di Jalan KH. Moch Ahyar Sodong, Tigaraksa. Lokasinya sangat dekat dengan rumah ibadah Vihara dan dapur umum program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Selain itu, tidak ditemukan plang nama perusahaan yang terpasang di lokasi. Bangunan pabrik yang hanya berdinding seng seadanya juga tidak dilengkapi cerobong asap, menyebabkan asap dari proses pembakaran biji plastik menyebar ke lingkungan sekitar.

Saat dikonfirmasi, Lius, selaku kepala produksi pabrik, menyatakan bahwa pabrik tersebut telah beroperasi selama setahun dengan sekitar 20 karyawan.

“Kami produksi plastik untuk pemberat kipas angin. Memang ada proses pemanasan biji plastik yang dilelehkan,” ujarnya.

Terkait keluhan warga yang terdampak asap, Lius mengaku tidak tahu dan menyatakan bahwa masalah perizinan adalah wewenang atasannya.

Soal izin juga itu bos saya yang tahu, saya cuma pekerja dan sekarang bos saya sedang tidak ada di tempat. Jika ingin bertemu, silakan bersurat dulu,” tambahnya.

Sekretaris Desa Sodong, Dendi, mengungkapkan bahwa pihaknya telah melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke pabrik tersebut sekitar dua minggu lalu setelah menerima laporan dari warga. “Sudah kami sidak sekitar dua minggu lalu, kami datangi setelah ada keluhan dari warga karena yang terdampak ini kan warga kami,” ujarnya.

Nendi menambahkan bahwa pihak desa telah meminta perusahaan untuk menunjukkan bukti izin operasionalnya, namun hingga kini belum ada respons.

“Pihak perusahaan memang mengatakan akan membuat cerobong asap dan akan menunjukan izinnya, tapi sampai sekarang belum ada,” katanya. (RFH/Don).

LAINNYA