Tinjau Banjir Tangerang, Gubernur Banten: Ini tidak bisa dibiarkan!

waktu baca 2 menit
Selasa, 8 Jul 2025 22:06 2 Rikhi Ferdian Herisetiana

Suarabantennews.com – Gubernur Banten Andra Soni meninjau banjir Tangerang di Jalan Ciledug Indah Barat, Karang Tengah, Kota Tangerang, Selasa (8/7/2025). Di wilayah Kota Tangerang terdapat 21 lokasi titik banjir.

Andra Soni menyampaikan keprihatinannya atas kondisi itu. Menurutnya banjir di wilayah itu telah menjadi persoalan kronis yang frekuensinya semakin meningkat dari waktu ke waktu.

“Dulu banjir datang lima tahun sekali. Sekarang semakin sering. Ini tidak bisa dibiarkan. Kita harus evaluasi menyeluruh, termasuk sistem drainase, penyempitan sungai, dan pengaruh perubahan iklim,” tegasnya.

Dikatakan, Pemerintah Provinsi Banten akan segera melakukan koordinasi dengan Pemerintah Pusat untuk memetakan solusi teknis dan kebijakan secara terpadu. Selain itu, pihaknya mendorong penggunaan teknologi, seperti modifikasi cuaca, sebagaimana telah diterapkan di DKI Jakarta.

Andra Soni menambahkan, komunikasi antar wilayah telah dilakukan sebelumnya. Bahkan, hal ini juga telah dibahas dalam forum bersama Kementerian PUPR dan Kemenko PMK terkait penanggulangan banjir Kawasan Jabodetabekjur (Jakarta – Bogor – Depok – Bekasi – Tangerang – Cianjur).

“Kita dorong adanya Instruksi Presiden (Inpres) agar penanganan banjir dilakukan secara menyeluruh dari hulu, tengah, hingga hilir. Tidak bisa lagi saling menyalahkan. Ini saatnya berbenah,” ujarnya.

Ditegaskan, pemerintah daerah akan segera melakukan pemetaan rinci terhadap titik-titik banjir. Hal ini sejalan dengan arahan Presiden RI Prabowo Subianto dalam rangka percepatan solusi terhadap berbagai masalah strategis, termasuk penanggulangan bencana banjir.

Pada kunjungan tersebut, Andra Soni terjun ke area terdampak banjir, memantau aliran sungai di sekitar lokasi. Dirinya juga melakukan dialog dengan warga terdampak banjir dan para petugas lapangan.

Dalam kesempatan itu Wali KotaTangerang Sachrudin mengatakan curah hujan yang tinggi dan pergeseran pola musim menjadi salah satu penyebab utama banjir di wilayah-wilayah rendah.

“Musim hujan yang biasanya terjadi di bulan-bulan berakhiran ‘R’ kini bergeser ke Mei, Juni, dan Juli. Ini mengharuskan kita untuk segera merevisi rencana tata ruang wilayah, terutama di sekitar daerah aliran sungai,” ungkapnya.

Dikatakan, terdapat 21 titik banjir aktif di wilayah Kota Tangerang.

“Beberapa ruas sungai belum tertangani secara tuntas. Dengan dukungan dari Pak Gubernur, kami optimistis proses normalisasi dan penanganan teknis lainnya bisa segera dipercepat,” kata dia.

Rikhi Ferdian Herisetiana

LAINNYA