KAB. TANGERANG– Bau menyengat kembali menerabas ke rumah-rumah warga. Ini adalah kabar buruk yang pernah pergi, tapi sebentar sekali, kini datang lagi dan menolak pergi. PT. Bintang Orbit Surya Sejahtera (BOSS) pada Jumat (28/2/2025) lalu didemo warga karena diduga menimbulkan dampak bau.
Dua bulan berselang yakni pada pertengahan April 2025, Bupati Tangerang Maesyal Rasyid datang. Lalu melakukan penutupan pabrik yang berada di Desa Cangkudu, Kecamatan Balaraja itu. Berdasarkan publikasi pada media sosial Facebook Kecamatan Balaraja, kedatangan orang nomor satu di Kabupaten Tangerang itu lantaran adanya aduan dugaan pencemaran lingkungan.
Kini PT. BOSS beroperasi lagi. Warga Desa Cangkudu kembali menghadapi keresahan. Patut disesalkan karena hingga kini, keluhan warga mengambang tanpa ada jawaban.
“Jangankan yang rumahnya berdekatan, saya saja yang rumahnya cukup ada jarak, merasakan baunya,” kata salah seorang warga di RT 09/03, Fahrurozi, Rabu (22/10/2025).
Fahrurozi mengatakan, kebanyakan warga hanya bisa pasrah menderita lantaran perusahaan diduga pernah menggunakan cara intimidatif untuk menekan warga yang protes. Kata dia, salah seorang warga pernah disomasi hingga diancam dilaporkan ke polisi karena pernah diwawancara media soal bau yang diduga dari perusahaan.
Dia juga menyesalkan sikap Kepala Desa Cangkudu yang cenderung tidak berpihak ke warga. Alih-alih membantu warga, kata Fahrurozi, Kepala Cangkudu malah terkesan abai dengan keluhan warga.
Fahrurozi heran dengan sikap Kepala Desa yang malah lebih mementingkan urusan pribadi ketimbang urusan masyarakat yang sangat mendesak. Dia menduga sikap Kepala Desa Cangkudu yang cenderung berpihak ke PT. BOSS lantaran perusahaan alih daya (outsourcing) yang bekerja sama dengan PT. BOSS diduga milik Kepala Desa.
Fahrurozi mendesak Pemerintah Kabupaten Tangerang menindaklanjuti PT. BOSS karena dampak bau yang diduga dari perusahaan itu sangat berbahaya untuk kesehatan masyarakat. Kata dia, beberapa ibu mengeluh anak balitanya sesak nafas dan batuk-batuk diduga akibat dampak bau dari perusahaan itu.
“Bupati Tangerang harus turun tangan lagi. Pejabat di level desa dan kecamatan tidak berfungsi. Selamatkan warga, tutup PT. BOSS,” ujar dia.
Seorang ibu bernama Mevi yang mengaku rumahnya ssngat berdekatan dengan PT. BOSS menyebut, dampak pencemaran yang diduga dari PT. BOSS bukan hanya bau, melainkan juga bising, dan banjir.
“Untuk di PT BOSS, kita pakai masker itu masih (bau), Pak, malahan langsung ke dada. Terus sudah ke dada itu baunya mual, puyeng gitu,” kata Mevi.
Mevi mengatakan, sudah lelah dengan dampak bau itu. Dia juga kecewa dengan sikap Pemerintah Desa Cangkudu yang dia nilai tidak berpihak ke warga.
“Setiap bau menyengat, saya hubungi orang desa, tapi ‘iya bu, nanti kita kesana’, tapi tidak ada peninjauan,” ucapnya.
Alih-alih membela warga, Pemerintah Desa Cangkudu justru pernah meminta warga yang ikut aksi demontrasi untuk meminta maaf kepada perusahaan. Kata Mevi, warga yang ikut demontrasi disebut sebagai provokator. Bahkan, kata Mevi, foto dirinya saat mengikuti aksi demontrasi terpampang di desa.
Mevi bercerita, warga yang ikut demontrasi diminta untuk datang ke Kantor Desa Cangkudu. Tujuannya, kata dia, Kepala Desa meminta warga untuk meminta maaf kepada perusahaan karena sudah melakukan aksi demontrasi. Padahal, lanjut Mevi, perusahaanlah yang mestinya meminta maaf kepada warga.
Mevi menyebut, perusahaan diduga kuat bermasalah dengan warga. Dan warga, lanjut dia, hanya meminta hak untuk mendapatkan udara yang sehat. Tapi oleh Kepala Desa Cangkudu, justru warga yang didesak meminta maaf kepada perusahaan.
“Bingung saya juga. Ini kades maksudnya apa? Tapi kita tidak ada yang minta maaf, males banget kita yang kena terdampak, kita yang kesiksa,” terang Mevi.
Camat Balaraja Willy Patria mengaku akan melakukan kroscek ke Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Tangerang. Dia tidak membantah bahwa dirinya ikut mendampingi Bupati Tangerang saat melaksanakan penutupan PT. BOSS.
“Ada izin-izin yang harus diselesaikan, makanya ditutup sementara (waktu itu),” kata Willy.
Disinggung soal ada dugaan intimidasi yang dilakukan perusahaan kepada warga yang protes, Willy mengaku tidak tahu. Dia juga mengatakan hal yang sama saat diminta tanggapan soal pengakuan warga yang menyebut, warga yang ikut demontrasi disuruh meminta maaf kepada perusahaan oleh Kepala Desa Cangkudu.
“Nanti, nanti kita kroscek,” ujarnya.
Kepala DLHK Kabupaten Tangerang Ujat Sudrajat mengatakan akan mengecek PT. BOSS. Dia bilang, akan berkoordinasi dengan Pengawas Lingkungan untuk menindaklanjuti aduan warga.
“Kami akan cek dan koordinasi dengan Pengawas Lingkungan,” terang dia.
Kami gabungan beberapa media yang menulis berita ini berusaha menghubungi Kepala Desa Cangkudu Abdullah dan juga perwakilan perusahaan PT. BOSS yaitu Deaby Anugrah Utama. Namun hingga berita ini ditulis, keduanya belum memberikan respons.