CILEGON (SBN) — Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Cilegon bersama pihak ketiga akan melakukan langkah konkret terkait penanganan risiko banjir yang kerap terjadi. Salah satu upayanya adalah menyediakan sumur biopori atau sumur resapan. Hal ini dikatakan Kepala Bappeda usai melakukan uji coba sumur biopori di halaman Kantor Bappeda, Selasa (11 Februari 2020).
Kepala Bappeda Kota Cilegon Beatrie Noviana mengatakan, tahun ini (2020) pemerintah daerah sudah mengalokasikan anggaran untuk program DPWKel (Dana Pembangunan Wilayah Kelurahan) sebesar Rp100 juta/kelurahan untuk 11 titik sumur biopori di masing-masing kelurahan.
“Sumur resapan ini untuk membantu salah satunya penanganan persoalan banjir, apalagi menghadapi musim hujan seperti ini,” ujar Beatri.
Beatri melanjutkan, meski penanganan berskala kecil, namun sumur biopori ini mampu bekerja dengan baik, mengingat uji coba sumur biopori ini sudah dilakukan di halaman kantor Bappeda dan dianggap cukup tepat untuk menekan risiko banjir tersebut.
Di tempat yang sama, Boy Ambada, pihak ketiga penggagas sumur resapan tersebut, mengatakan sumur biopori ini pada dasarnya menyiapkan ruangan di bawah tanah agar air tidak ada di permukaan sehingga sangat baik untuk menekan risiko banjir di Kota Cilegon ini.
“Itu terlihat seperti tadi, air itu masuk ke dalam kantong-kantong air dan dia meresap. Kalau tidak ada kantong, air berkeliaran di permukaan,” kata Boy.
Lubang resapan biopori ini adalah lubang silindris yang dibuat secara vertikal sebagai metode resapan air untuk mengatasi genangan air dengan cara meningkatkan daya resap tanah. (Wawan/Atm)
Tidak ada komentar