Muncul Ikan Hiu Tutul, Nelayan Sebut Itu Ikan Nyasar

waktu baca 2 menit
Kamis, 12 Nov 2020 13:03 847 Ramzy

KABUPATEN TANGERANG (SBN) — Penampakan Ikan Hiu Tutul di Kawasan Tanjung Kait, Kecamatan Mauk, Kabupaten Tangerang membuat masyarakat geger. Pasalnya, kemunculan ikan berukuran besar tersebut jarang ditemukan oleh warga ataupun nelayan di wilayah setempat.

Nelayan setempat Fulan membenarkan penampakan Ikan Hiu Tutul tersebut yang muncul dekat Bagang nelayan di wilayah Tanjung Kait. Menurutnya, penampakan Hiu Tutul yang viral di media sosial tersebut ukurannya terbilang cukup kecil. Bahkan, kata dia, nelayan pernah melihat Ikan Hiu Tutul yang ukurannya lebih besar dekat PLTU yang lokasinya tidak jauh dari Bagang pemancingan.

“Dulu lebih besar, panjangnya bisa mencapai 6 meter. Setara dengan kapal yang ditunggangi nelayan,” ujarnya,” Kamis, 12 November 2020.

Baca Juga : Heboh! Seekor Hiu Muncul di Pantai Tanjung Kait Kabupaten Tangerang

Ia mengatakan, ikan berukuran besar tersebut muncul paling lama sekitar satu minggu. Ikan tersebut biasanya muter-muter dan setelah satu minggu langsung ke tengah laut lagi. Selama dua kali ditemukan nelayan, kata dia, namun tidak terdampar dan tidak ada yang menjadi bangkai.

“Dulu pernah kejadian di Ketapang, ada hiu yang hampir terdampar. Tapi saat ditarik lagi sama nelayan dan di bawa ke tengah, ikan itu masih tetap hidup. Jadi kaya ikan mabok, lari ke pinggir. Kata orang dulu ikan tersebut nyasar alias ketinggalan temennya. Biasanya ikan tersebut bergerombol. Sekali timbul mereka kawanan bukan sendirinya,” jelasnya.

Ia juga menyebut, tak hanya Ikan Hiu Tutul yang muncul, melainkan ikan lumba-lumba muncul setiap hari juga di tengah bagang banyaknya paling 4-5 ekor. “Kalau lumba-lumba bisa dipastikan, cuma jumlahnya ga banyak dan setiap hari untuk daerah Ketapang dan Tanjung Kait,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Tangerang Jaenudin mengimbau agar masyarakat tidak mengusik keberadaan ikut Hiu atau Lumba-lumba yang muncul di sekitar Bagang nelayan. Kata Jaenudin, jangan sampai nelayan atau warga menangkap, bahkan menjualnya.

“Kami minta warga untuk menjaga keberadaan ikan langka tersebut dan apabila terdampar agar bisa mengembalikan ke habitatnya,” tandas Jaenudin.(Restu/zie)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

LAINNYA