SuaraBantenNews.Com – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) membekali ratusan santri di Kabupaten Tangerang terkait kecakapan digital melalui program Santri Digitalpreneur.
Melalui pembekalan ini para santri diharapkan mampu menciptakan konten dakwah yang menarik, kreatif, dan inspiratif, sehingga dapat menyebarkan nilai-nilai kehidupan yang baik secara luas dan efektif.
Program ini dalam rangka menyiapkan para santri untuk menjadi seorang digitalpreneur. Tidak bisa kita nafikan lagi bahwa digitalisasi saat ini adalah keniscayaan,” kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, saat menghadiri Santri Digitalpreneur, di Pondok Pesantren Nur Antika, Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, dikutip Senin 16 September 2024.
Dikatakan Sandiaga, pemerintah sudah memulai transformasi digital sehingga santri diharapkan dapat mengambil peran dan menjadi garda terdepan dalam mengisi ruang-ruang digital.
Tentunya melalui konten-konten terutama dakwah yang menarik, kreatif, dan inspiratif, sehingga dapat menyebarkan nilai-nilai Islam secara luas dan efektif.
Santri menjadi pionir dalam menyebarkan dakwah Islam dan membangun komunitas online yang positif dan memiliki pengaruh bagi perkembangan Islam di Indonesia.
“Oleh karena itu santri kita didik ke super mentor kita kali ini, yaitu Kang Ferry (Ferry Ardiansyah) untuk membekali cara membuat konten-konten yang baik. Menyampaikan setiap dari kita masyarakat Indonesia tentang bagaimana narasi-narasi yang positif untuk persatuan bangsa,” kata Menparekraf Sandiaga.
Konten-konten yang positif juga inspiratif tentunya akan memberikan dampak yang luas. Dalam produksinya tentu membutuhkan sentuhan-sentuhan inovasi, adaptasi, juga kolaborasi.
“Dalam digitalisasi kita perlu totalitas dan kreativitas. Kita harus yakin santri ada di garda terdepan menuju Indonesia emas 2045, santri harus bijak kreatif menggunakan media digital, dan media digital adalah bagian kehidupan yang kuat saat ini,” ujar Menparekraf Sandiaga.
Santri Digitalpreneur Indonesia di Pondok Pesantren Nur Antika berlangsung selama empat hari pada 14-17 September 2024 dan diikuti santri dari 10 pondok pesantren.
Melalui pelatihan ini para santri diharapkan dapat memanfaatkan ilmu yang diperoleh untuk berdakwah di era digital dengan penuh semangat dan dedikasi. Serta para santri juga mampu menciptakan konten dakwah yang menarik, kreatif, dan inspiratif, sehingga dapat menyebarkan nilai-nilai Islam secara luas dan efektif.
Menjadi pionir dalam menyebarkan dakwah Islam dan membangun komunitas online yang positif dan memiliki pengaruh bagi perkembangan Islam di Indonesia.
Pimpinan Yayasan Pondok Pesantren Nur Antika, KH. Mohammad Encep Subandi, menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasih atas dukungan Kemenparekraf melalui program Santri Digitalpreneur. Keberadaan santri harus dimaksimalkan dalam pembangunan.
“Santri harus bisa mengikuti arus perkembangan saat ini. Dulu santri ikut mengawal kemerdekaan dengan turun ke jalan dan berperang, sampai akhir zaman santri sangat dibutuhkan perannya. Karenanya pemaksimalan media digital sangat penting bagi santri,” ujar Mohamad Encep.
Pondok Pesantren Nur Antika menjadikan ekonomi kreatif sebagai salah satu unggulan pengembangan program di ponpes. Di antaranya melalui produk kuliner roti juga seni kaligrafi.
Menparekraf Sandiaga dalam kesempatan itu berkesempatan membeli produk kaligrafi hasil kreasi para santri.