Rektor Unpam: Kami Mengerti, Aptisi Tidak Setuju karena Terlalu Murah

Joe
18 Mar 2021 18:51
2 menit membaca

SERANG (SBN) — Diberitakan Sebelumnya, Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) Wilayah Banten mendatangi Wali Kota Serang Syafrudin untuk menengahi dengan pihak Universitas Pamulang (Unpam), lantaran biaya yang ditawarkan terlalu murah.

Rektor Unpam, Nurzaman, mengatakan bahwa kehadiran Unpam sejak awal mula didirikan memang bertujuan untuk membantu masyarakat dengan ekonomi rendah, untuk dapat mengenyam pendidikan tinggi. Sebab, banyak dari pelajar yang tidak melanjutkan pendidikan, lantaran faktor ekonomi.

“Sasaran kami adalah, orang-orang yang kurang mampu secara ekonomi dan akademik. Karena berdasarkan hasil observasi kami, ternyata banyak lulusan SMA yang tidak melanjutkan kuliah karena faktor tidak cukup uang untuk kuliah,” ucapnya saat dikonfirmasi, Kamis (17/3/2021).

Maka, dirinya menegaskan bahwa Unpam membangunan kampus di Kota Serang benar-benar hanya untuk membantu masyarakat ekonomi lemah, untuk mengakses pendidikan tinggi. Bahkan jika perlu, Unpam tidak akan menerima calon mahasiswa dari masyarakat ekonomi kuat.

“Kalau memang keberatan, nanti kami buat spanduk saja, orang kaya dilarang masuk ke Universitas Sutomo (Unpam). Universitas Sutomo hanya untuk orang-orang yang memiliki keterbatasan,” ungkapnya.

Terkait dengan adanya keberatan yang disampaikan Aptisi Banten mengenai biaya dan meminta Unpam untuk menyesuaikan besarannya, pihaknya menolaknya. Sebab, jika besaran biaya dinaikkan, maka tujuan awal pendirian Unpam tidak dapat terealisasi.

“Saya paham pihak Aptisi tidak setuju kalau terlalu murah. Tapi gini, apabila SPP dinaikkan, maka masyarakat marjinal tidak dapat kuliah lagi. Kan sama saja niat kami tidak kesampaian,” katanya.

Dia menegaskan, pihaknya tidak pernah mengharapkan keuntungan dari penyelenggaraan pendidikan tinggi. Sebab, niat awal dari pihaknya hanya ingin membuka akses bagi masyarakat ekonomi lemah untuk dapat mengenyam pendidikan tinggi.

“Jadi semuanya ada akses pendidikan. Semua bisa berkuliah. Kalau kami buat biayanya mahal, yang bisa berkuliah hanya orang kaya. Orang kaya itu tidak perlu dibantu. Mereka bisa mencari sendiri. Tapi kalau yang lemah ini tidak dibantu, maka selamanya akan lemah,” ujarnya. (Hendra)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan