banner 468x60 banner 468x60

Sejarah Kota Tangerang, Kota Strategis Perdagangan Dan Pertanian

Redaksi
3 Mar 2022 08:13
METROPOLITAN 0 623
2 menit membaca

Nama Tangerang yang dalam berbagai sumber sering disebut Tangerang, muncul dan selalu disebutkan sejak lama, baik dalam catatan arsip kolonial, babad, legenda maupun babad. Hal ini bisa terjadi karena letak Tangerang yang sangat strategis yaitu di ujung timur Kerajaan Banten, di tepi sungai Cisadane yang berbatasan dengan Batavia bagian barat yang menjadi pusat kekuasaan VOC.

Pada tahun 1619 VOC Belanda berhasil merebut Jakarta, mendengar Sultan Agung ini dari Mataram, mengirim ekspedisi yang sangat terkenal pada tahun 1628 di bawah tumenggung Bahorekso dan Suro Agul – Agul dalam perang ini terbukti bahwa kota Tangerang berperan dalam mengusir penjajah.

Belanda dengan licik mengadu Sultan Agung Tirtayasa dengan putranya sendiri yaitu Sultan Haji, karena Belanda dibantu oleh Sultan Haji, Belanda berhasil mendapatkan tambahan wilayah Tangerang melalui kesepakatan pada tanggal 17 April 1684, hal ini sebagai imbalan Sultan Haji kepada Belanda.

 

Baca Juga : Sejarah Pasar Lama Kota Tangerang

 

Karena letaknya yang strategis, banyak orang datang ke kota Tangerang, sebagian penduduknya adalah orang Tionghoa yang menjadi tuan tanah, karena membeli tanah dari Belanda. Pada masa Tangerang di bawah tuan tanah muncul berbagai pemberontakan, seperti pemberontakan Kaiin Ayah Kayah yang terkenal.

Dari hasil pengumpulan berbagai sumber diharapkan dapat meluruskan kesalahpahaman istilah Tangerang yang identik dengan kota benteng. Baik VOC maupun sultan Agung Tirtayasa membangun benteng di berbagai perbatasan dan di sepanjang muara sungai Cisadane, kemungkinan istilah kota Benteng muncul dari banyaknya benteng perusahaan yang dibangun di Tangerang. Karena benteng perusahaan sangat kokoh dan permanen.

Di lain pihak masyarakat adat menyangkal bahwa nama Tangerang sama dengan kota benteng, bagi mereka Tangerang berasal dari kata tengger atau tanda yang dibuat oleh Pangeran Sugri dari Banten sebagai batas wilayah antara Kompeni dan Banten.

Versi lain menyebutkan bahwa nama Tangerang menurut sumber tidak tertulis berasal dari kata “Tangerang” yang dalam bahasa Sunda berarti “tanda”. Rambu ini berupa tugu yang didirikan sebagai batas antara batas wilayah VOC dan Banten. Tugu yang terletak di sebelah barat sungai Cisadane (desa Grendeng atau tepatnya ujung jalan Otto Iskandardinata ini didirikan oleh Pangeran Sugri, putra Sultan Ageng Tirtayasa)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan