PANDEGLANG – Bencana tsunami yang melanda Selat Sunda tepatnya di Kabupaten Pandeglang pada 22 Desember 2018 lalu, menelan ratusan korban jiwa dan mengakibatkan ratusan kepala keluarga kehilangan tempat tinggal.
Pemkab Pandeglang pun telah memvalidasi data kerusakan rumah di kecamatan yang terdampak bencana.
“Kami saat ini sedang memvalidasi data terkait rumah yang rusak akibat bencana tsunami, baik itu rumah yang rusak ringan, sedang dan berat,” kata Sekda Kabupaten Pandeglang Fery Hasanudin saat pimpin rapat validasi data kerusakan rumah di kecamatan yang terdampak bencana yang dilaksanakan di Oproom Bappeda, Senin (14/1/2019).
Ia mengatakan, nantinya data ini akan di tindak lanjuti untuk kajian oleh pemerintah pusat maupun Pemprov Provinsi Banten, karena penanganan bencana diawali dari data kemudian perencanaan kegiatan.
”Saya berharap data ini final, karena Pemerintah telah menurunkan tim, yang melibatkan seluruh stakeholder terkait dan secara legalitas ditandatangani. Validasi data base ini akan segera kita selesiakan secepatnya, nanti kita segera usulkan kepada Pemerintah Pusat maupun Pemprov tinggal nanti bagiamana tindak lanjutnya,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Bappeda Kabupaten Pandeglang Kurnia Satriawan menambahkam, sebanyak 1.033 rumah yang rusak akibat bencana tsunami di 8 kecamatan yang terdampak bencana, dilihat dari tingkat kerusakan, rusak ringan sebanyak 209, sedang 115, rusak berat 162, dan rusak total berjumlah 547, jadi jumlah keseluruhan rumah yang rusak akibat bencana tsunami sebanyak 1.033.
“Dari data base tersebut, saat ini telah kita validasi dan dibuat berita acara, untuk segera kita laporkan ke pemerintah pusat maupun provinsi untuk diverifikasi dan di tindak lanjuti,” tandasnya.(*)