Ini 4 Penyakit yang Datang Saat Musim Pancaroba Tiba

Ramzy
21 Mei 2019 19:17
3 menit membaca

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kabupaten Tangerang Hendra Tarmizi.

TANGERANG – Musim pancaroba hadir saat peralihan dari musim hujan ke musim kemarau. Pada musim pancaroba cuaca menjadi tidak menentu, seperti cerah dan panas di pagi hari namun menjadi berangin dan juga disertai hujan di sore hari. Kondisi ini rentan bagi kesehatan. Suhu udara yang bergerak secara cepat menjadi lembap atau dingin dapat memudahkan virus dan bakteri berkembang dengan cepat.

Penyakit yang muncul saat musim pancaroba tidak hanya menyerang anak-anak, namun orang dewasa. Orang mudah jatuh sakit karena pergantian cuaca yang mengubah tekanan, komposisi, serta suhu udara.

Oleh karena itu, ada baiknya Anda untuk lebih berhati-hati dan mengenali apa saja penyakit yang datang disaat musim pancaroba, seperti ISPA (Inpeksi Saluran Penafasan Atas), Diare, Deman Berdarah dan Leptospira (Kencing Tikus).

“Diare yang merupakan penyakit endemis yakni penyakit yang selalu ada dan perkembangan. Di Kabupaten Tangerang saat ini belum meningkat, berdasarkan laporan masing-masing Puskesmas terkait penyakit Diare per bulan kurang lebih 50-60 kasus. Hal ini masih dalam batas normal, jika lebih maka dari 80 kasus maka puskesmas akan langsung kunjungi rumah pasien dan lakukan penyuluhan,” jelasnya Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kabupaten Tangerang Hendra Tarmizi, Selasa (21/5/2019).

Ia menambahkan, penyakit selanjutnya yaitu ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas) seperti batuk dan flu, pihaknya melakukan upaya agar ISPA ini tidak menimbulkan Pneumonia/ infeksi saluran pernafasan bawah yang dapat menimbulkan kematian, neumonia ini lebih akrab dikenal dengan istilah paru-paru basah. Pneumonia juga dapat dicegah dengan pemberian obat yang benar agar tidak masuk kedalam tingkat Pneumonia yang berat. Adapun indikasi Pneumonia berat adalah kondisi tubuh pasien panas yang cukup tinggi, batuk, flu dan sesak nafas dengan tarikan yang cukup kuat dari kedua rongga dadanya.

“Untuk kasus Demam Berdarah banyak terjadi di Rumah Sakit Balaraja tetapi untuk saat ini sudah mengalami penurunan. Kemudian untuk penyakit Leptospira atau kencing tikus, Kemenkes sudah melakukan uji coba dengan menaruh reagen Leptosfira di Rumah Sakit Balaraja yang berfungsi untuk mendeteksi kencing tikus.Banyak Pasien yangb berhasil terdeteksi seperti di wilayah Kecamatan Kronjo, Kresek, Gunung Kaler, Sukamulya dan Gembong. Untuk pengobatan kencing tikus sebenarnya sederhana dan obatnya sudah berada di Puskesmas. Tapi biasanya masyarakat tanpa sadar membiarkan lama indikasi yang terjadi seperti flu dan mata agak kuning, kalau tidak minum antibiotik maka ginjalnya akan rusak dan pasien bisa meninggal dunia,” ungkapnya.

Upaya yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang yaitu dengan adanya surveillance system yaitu suatu sistem aplikasi yang berfungsi untuk pencatatan dan pelaporan dimulai dari Puskesmas dan Bidan Desa kepada Dinas Kesehatan, kemudian dari dinas Kesehatan melaporkan kepada Kementerian.

“Tim kami akan selalu melakukan pantauan dan konfirmasi atas seluruh jenis laporan yang disampaikan oleh masyarakat. Jika memang ada kasus baru kami akan langsung laporkan ke Dinkes Provinsi dan Kemenkes RI. Setelah itu kita langsung lakukan tindakan pengobatan dan pencegahan agar tidak terjadi lagi,” pungkasnya.

Untuk Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang menghimbau agar masyarakat Kabupaten Tangerang dapat menerapkan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat), tingkatkan daya tahan tubuh dengan banyak mengkonsumsi sayur dan buah-buahan dan lakukan Gerakan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) bisa melalui kerja bakti bersama di Masyarakat.(res)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan