CILEGON (SBN) — Kabar terkait temuan paket sembako tak layak konsumsi untuk masyarakat terdampak Covid -19 menjadi perhatian Kejaksaan Negeri (Kejari) Kota Cilegon. Anehnya, pihak Kejari ternyata disebut sebagai salah satu penyedia (pihak ketiga) bantuan paket sembako dari Pemerintah Kota Cilegon untuk masyarakat terdampak Covid-19.
“Memang penyedianya ada dari Kejari juga,” terang Edi Ariadi, Wali Kota Cilegon, seperti dilansir selatsunda.com, Rabu (27 Mei 2020).
Edi Ariadi mengatakan paket sembako yang tidak layak dikonsumsi itu sebenarnya dapat diretur atau diganti. Edi juga menambahkan, pengadaan paket sembako tersebut sebenarnya belum dibayar karena pelaksana (pihak ketiga) pengadaan tersebut menalangi terlebih dahulu. Menurutnya, jika ada temuan sembako rusak adalah hal lumrah dan bisa langsung diganti.
“Itu kan bisa diretur sebetulnya. Ingat ya, penyedia itu dia mengadakan dengan uang sendiri. Belum kita bayar. Terus, biasalah, berapa persen berasnya jelek. Itu kan tanggung jawab sana, tanggung jawab penyedia, tanggung jawab Bulog. Tinggal diretur aja, nggak usah jadi apa sih,” katanya.
Kasi Intelijen Kejaksaan Negeri Kota Cilegon Hasan Asy’ari sangat menyayangkan kejadian itu. Jika benar bantuan paket sembako yang diterima masyarakat terdampak Covid-19 itu kondisinya tak layak konsumsi, maka Kejari Kota Cilegon akan menelusuri jumlah anggaran yang digunakan Pemkot Cilegon untuk bantuan paket sembako yang diberikan kepada masyarakat terdampak Covid -19.
“Kita akan melakukan penelusuran dulu, tetap kita kedepankan asas praduga tak bersalah. Artinya, kita harus lihat dulu kondisi di lapangan, apakah benar faktanya begitu,” kata Kasi Intelejen Kejari Kota Cilegon, Selasa (26 Mei 2020).
“Misalnya, ternyata anggarannya sekian dan itu bisa digunakan untuk kebutuhan sekian dan sesuai, ya sudah. Tapi, kalau misalnya kemudian ternyata anggaran yang digunakan itu besar, tapi bantuan yang disalurkan ternyata sebagian kecil dari anggaran, berarti ada permainan. Itu yang harus kita tindak lanjuti,” jelas Hasan.
Edi Ariadi tampak gerah atas berkembangnya persoalan tersebut. Menurutnya, jika ada temuan, tinggal diperbaiki saja. Sepatutnya seluruh pihak berterimakasih kepada pelaksana karena telah membantu pemerintah. Jika hal itu terus dipersoalkan, kata Edi, lebih baik penyaluran sembako disetop saja.
“Kita setop saja dulu lah, daripada kita jadi pusing. Ini baru sedikit aja, kayak apa. Kita sudah dibantu oleh mereka. Udah nggak usah, tunda aja,” tutupnya. (Wawan/Atm)
Tidak ada komentar