Oleh : Ummu Fikri (Pegiat Literasi)
Sebelum beredar berita dan berbagai informasi tentang tambang di Raja Ampat, keindahan alam merupakan ikon yang disematkan pada salah satu destinasi wisata yang berada di wilayah timur ini. Surga yang tersembunyi di ujung timur Indonesia melukiskan alam yang begitu hidup dengan gugusan pulau-pulau karang, air laut yang bening sebening kristal, langit biru yang memukau menyimpan keajaiban yang membuat siapa pun terpesona .Dari berbagai referensi yang menggambarkan keindahan, Raja Ampat merupakan salah satu yang paling menakjubkan di dunia. Terletak di provinsi Papua Barat. Kepulauannya terdiri lebih dari 1500 pulau kecil.
Namun saat ini keindahan Raja Ampat mulai terusik dengan adanya pertambangan yang dilakukan oleh PT GAG Nikel yang merupakan salah satu perusahan yang memiliki izin untuk menjadi operator tambang. Memang bukan secara tiba-tiba saja pengelolaan tambang yang ada di Raja Ampat ini. Mekanisme yang sudah dilalui membuat akhirnya PT GAG ini menjadi legal karena adanya izin dari pemerintah.
Rakyat Indonesia tidak menolak pembangunan jika itu menjadi dalih, namun lagi lagi setiap dari pengelolaan sumber daya alam yang terjadi di negeri ini selalu mengatas namakan pembangunan untuk rakyat, lantas rakyat mana yang dimaksud. Bukankah sudah banyak bukti dan fakta saat ini. Yang mendapat keuntungan hanya segelintir rakyat dan rakyat kebanyakan hanya menanggung skibat yang ditimbulkan. Salah satu akibatnya adalah keindahan alam yang akan dipertaruhkan.
Bukankah sumber daya alam yangada di negeri ini dan menguasai hajat hidup orang banyak tak boleh dimiliki oleh siapa pun dan atas nama apa pun. Jelas sekali kalimat “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.
Inilah buah dari sistem yang saat ini diadopsi negara ini. Kalimat tinggi yang ada dalam konstitusi tertinggi pun dapat dirubah, dibatalkan atau bahkan dilanggar dengan dibuat aturan baru agar penguasa tidak salah dalam segala apapun yang dilakukannya. Karena memang jelas dalam sistem ini yang membuat hukum adalah mereka yang saat ini telah memenangkan kompetisi politik saat pemilu, yang selalu mengkampanyekan akan membela rakyat. Entah rakyat yang mana. Siapa pun akan memiliki peluang untuk mewujudkan ambisi dan keserakahan saat menjabat karena itu merupakan sifat asli manusia.
Nah coba seandainya alam ini diatur oleh sebuah aturan yang berasal dari yang maha pencipta, sudah pasti aturan itu akan bertujuan untuk membuat alam ini menjadi lebih indah lebih bermamfaat sehingga keberkahan akan menyelimuti alam semesta ini.
Rakyat berserikat dalam tiga hal yang merupakan salah satu aturan yang berasal dari pencipta yang telah disabdakan oleh Rosulullah. Jadi tak seorang pun berhak menguasai,mengeruk apalagi memiliki untuk mengambil keuntungan dalam rangka memperkaya pribadi ataupun golongan.
Saat ini rakyat sebenarnya sudah mulai melihat bagaimana para penguasa memperlihatkan keserakahan dan tak memiliki rasa malu. Untuk itu saatnya sistem yang mampu membuat keserakahan itu tak semakin brutal, kita perlu atiuran yang bisa mengekang keserakahan itu.
Raja Ampat hanya satu contoh bukti keserakahan, lalu akankah kita menunggu peristiwa dan kejadian yang akan dipertontonkan, sampai akhirnya kita menjadi yakin bahwa aturan dan yang maha benar adalah sebaik-baik aturan. Wallahua’lam