Menghilang Saat TKD, Ado Mengaku Tak Kuat Menahan Tekanan

Joe
18 Sep 2020 10:27
2 menit membaca

CILEGON (SBN) — Ketua Karang Taruna Kecamatan Jombang Ado Subagyo yang menghilang tanpa kabar saat memasuki sidang pemilihan Ketua Karang Taruna Cilegon, Selasa (15 September 2020), mengakui adanya intervensi pihak luar terhadapnya. Karena ketidakhadirannya itu, Temu Karya Daerah (TKD V) Karang Taruna Cilegon periode 2020-2025 menemui jalan buntu dan dihentikan.

Ado Subagyo mengatakan sengaja meninggalkan lokasi TKD karena alasan kondisi fisik yang menurun dan tidak kuat menahan tekanan pihak luar. Karena itu, ia berinisiatif meminta bantuan orang terdekatnya (Madasim) untuk meninggalkan lokasi TKD.

“Kemarin saya pulang diantar sampai rumah, tapi saya sama sekali tidak mengenal orang-orang yang ada di dalam mobil. Hanya Kang Madasim yang saya kenal,” kata Ado, Rabu (16 September 2020).

Ia berkilah bahwa kepergiannya tidak bermaksud menjatuhkan Karang Taruna, melainkan karena alasan fisik dan tekanan berbagai pihak. Itu terjadi secara spontan dan keberadaan dirinya di luar jangkauan organizing committee (OC) sehingga ia tidak memberitahukan kepergiannya kepada panitia dan membuat sidang pemilihan Ketua Karang Taruna Cilegon menemui jalan buntu.

Ado juga menyadari dan siap menerima konseksuensi tindakannya tersebut jika pengurus Karang Taruna Kota Cilegon mengenakan sanksi memberhentikannya.

Madasim yang pergi meninggalkan lokasi TKD bersama Ado Subagyo merupakan senior karang taruna, namun belum diketahui maksud kehadirannya di TKD V.

Menanggapi peristiwa tersebut, mulanya Ketua Organizing Committee TKD V Mahdi Arj berencana melaporkannya kepada Polres Cilegon dengan dugaan penculikan, namun lantaran SOP-nya mesti menunggu hingga 1×24 jam, ia tidak segera melaporkan.

“Memang benar saya ingin melaporkan kejadian ini. Namun ,karena tim saya mengabarkan telah menemukan Ado dan siap berkomunikasi dengan saya selaku ketua OC, jadi saya urung melaporkan,” kata Mahdi.

Karena alasan Ado dianggap tidak mengada-ada dan alasannya bisa diterima, Mahdi akan segera berkoordinasi dengan pimpinan sidang untuk menyampaikan informasi itu agar dilanjutkan kepada Pengurus Karang Taruna Provinsi Banten.

Sementara itu, Demisioner Karang Taruna Cilegon Rahmatullah mengatakan, perhelatan TDK V sejauh ini terlihat begitu dinamis. Meski begitu, ia menyayangkan sikap Ado Subagyo yang pergi meninggalkan lokasi TKD tanpa pemberitahuan terlebih dahulu sehingga TKD V KT Cilegon mengalami kebuntuan.

“Saya menyayangkan peristiwa itu, tapi saya coba memahami saat yang bersangkutan menjelaskan bahwa intervensi membuat kondisi fisik dan pikirannya sudah tidak memungkinkan berada di lokasi,” ungkapnya.

Jika hanya sebatas lobi, lanjut Rahmatullah, memang biasa dilakukan organisasi dalam pemilihan. Namun, apabila berlebihan seperti anarkis atau kekerasan, hal itu sudah berada pada ranah yang lain. (Wawan/Atm)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan