Integrasi Program Pemerintah Daerah dan Kegiatan Akademis, apakah mungkin?

Ramzy
14 Des 2019 15:53
OPINI 0
3 menit membaca

Program One Kecamatan One Center of Entrepreneurship atau populer dengan OK OCE kerap menjadi buah bibir. Salah satu program OK OCE adalah pembinaan kewirausahaan terhadap pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah yang sudah diterapkan di DKI Jakarta salah satunya di Paguyuban UKM Raden Patah. Jika kita berjalan di sekitar Jalan Raden Patah, Kebayoran Baru Jakarta Selatan akan terlihat jajaran pedagang kaki lima di sepanjang trotoar dengan jenis dagangan yang sangat variatif.

Para pedagang ini menyediakan alternatif makan siang kepada warga di sekitar jalan tersebut, sepeti jamaah Masjid Agung Al Azhar, mahasiswa dan karyawan Universitas Al Azhar Indonesia (UAI), serta pegawai Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KEMENPUPR) dan PT. Telkom. Paguyuban ini beranggotakan 74 UKM yang terdiri dari makanan, minuman, dan aksesoris yaituaneka minuman seduh dan kemasan, gorengan, kue cubit, sate padang, sate ayam, sop buah & jus, ayam bakar, mie ayam, bakso ayam, laksa betawi, nasi goreng, warteg ketoprak, gado-gado, nasi goreng, soto ayam, soto mie, rujak buah, ketupat sayur, nasi ayam penyet, nasi uduk, nasi gulai, es podeng, es kelapa, nasi gulai dan rames, indomie, roti bakar, ayam goreng, dimsum, bubur ayam, siomay dan batagor,) pedagang aksesoris, pedagang pulsa, dan pedagang buku.

Jajaran pedagang tersebut mulanya menggunakan gerobak mereka masing-masing tanpa penataan yang jelas, jangankan penataan, pungutan yang diberikan kepada pedagang sama sekali tidak jelas, namun kini pedagang di Paguyuban UKM Raden Patah telah naik kelas. Etalase-etalase berjajar dengan rapi dilengkapi dengan fasilitas air yang mengalir di setiap outlet dagangan. Pembayaran iuran rutin bulanan mereka lakukan melalui Jakarta One Card atau kartu Jakone. Tak hanya itu, para pedagang diberikan pelatihan dan pendampingan berkaitan dengan marketing bahkan keamanan dan ketahanan pangan secara berkala. Penilaian kebersihan dagangan juga rutin dilakukan untuk memonitoring dan mengevaluasi berjalannya program OK OCE.

Informasi di atas didapatkan dari hasil Forum Group Discussion (FGD) yang dilaksanakan oleh UAI melalui Program Kuliah Kerja Nyata Program Pemberdayaan Masyarakat (KKN PPM) yang didanai oleh DRPM Kemenristekdikti. FGD tersebut diinisiasi oleh dosen beserta mahasiswa UAI yang terlibat dalam Program KKN PPM bertemakan Edukasi dan Pelatihan Label Pangan dengan mengundang jajaran pengurus Paguyuban UKM Raden Patah.

Berdasarkan data hasil kuesioner yang disebarkan oleh mahasiswa kepada pedagang, melalui program KKN PPM ini pedagang merasa dipedulikan keberadaannya sebagai bagian dari keluarga besar Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Al Azhar. Para pedagang juga merasakan perubahan setelah dibina oleh Pemprov DKI Jakarta melalui program OK OCE baik dari segi pengetahuan dan pendapatan. Hal ini sejalan dengan hasil analisis data kuesioner Program KKN PPM UAI bahwa melalui edukasi dan pelatihan akan meningkatkatkan pengetahuan pedagang dari 64.17% menjadi 79.28%. Bukti ini menjadi dasar yang cukup kuat bahwa integrasi antara program pemerintah daerah dengan kegiatan akademis perlu untuk dilakukan sehingga dapat mewujudkan sila ke-5 yaitu Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Semoga setelah ini akan terbentuk ekosistem yang baik, simbiosis mutualisme antara tiga pilar good governance, yaitu pemerintah, pelaku usaha swasta dan masyarakat, karena masyarakat adalah pemeran utama bukan pemeran figuran dalam pembangunan.

Merdeka!

Penulis : Analekta Tiara Perdana


Penyangkalan: Setiap artikel yang dimuat dalam kategori Opini di Suarabantennews.com mencerminkan pendapat dan menjadi tanggung jawab penulisnya. Suarabantennews.com tidak menjamin validitas dan akurasi informasi yang disampaikan dalam opini tersebut.

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan