IMC Menilai KNPI Cilegon Gagal Jadi Pemersatu Pemuda

Joe
23 Jul 2020 16:48
3 menit membaca

CILEGON (SBN) — Ikatan Mahasiswa Cilegon (IMC) menilai KNPI Kota Cilegon gagal menjadi pemersatu pemuda. Namun, IMC menyadari bahwa di usia ke-47 tahun ini KNPI sudah tidak lagi muda dan menemui banyak tantangan dan rintangan dalam perjalan panjangnya.

Seperti halnya di tingkat pusat, KNPI yang berada di tingkat Kabupaten/Kota pun mengalami rintangan dan tantangan yang sama, termasuk KNPI yang ada di Kota Cilegon sebagai kota industri dengan pertumbuhan ekonomi dan penduduk yang cukup pesat. Kota Cilegon juga memiliki banyak sumber daya manusia dan pemuda yang potensial untuk membangun dan mengembangkan Kota Cilegon di masa yang akan datang.

“Kami, Ikatan Mahasiswa Cilegon mengucapkan selamat ulang tahun kepada Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI). Karena pada hari KNPI genap berusia 47 tahun,” kata Sunani Al Farisi, Duta besar IMC UIN SMH Banten, Kamis (23 Juli 2020).

Sunani menambahkan, KNPI Kota Cilegon yang merupakan wadah pemuda berekspresi mengembangkan potensi seharusnya mampu mengakomodasi potensi yang dimiliki oleh para pemuda yang ada. Namun ,pada kenyataannya, KNPI Kota Cilegon hanya di manfaatkan untuk menjadi wahana mencari pundi-pundi rupiah karena banyaknya sumber pemasukan yang diterima oleh KNPI Kota Cilegon (dana hibah) yang diberikan Pemerintah Kota Cilegon setiap tahunnya melalui Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora).

“KNPI Kota Cilegon hanya sibuk dengan kegiatan-kegiatan politik praktisnya,” kata Sunani.

Menurut Sunani, KNPI Kota Cilegon baik gerbong Mumu Najmudin maupun Rizki Khairul Ikhwan gagal mengakomodir potensi pemuda yang ada. Kenapa demikian?, karena KNPI kota Cilegon tidak pernah mengadakan kegiatan yang berorientasi pada kebutuhan pemuda yang ada di kota Cilegon.

“Jika KNPI Kota Cilegon tidak mampu menumbuh kembangkan potensi pemuda yang ada, alangkah baiknya KNPI Kota Cilegon dibubarkan saja, agar tidak membuang-buang anggaran Pemkot Cilegon. Jangan sampai gerbong KNPI dijadikan alat untuk memenangkan salah satu calon walikota,” tandas Sunani.

Adanya dualisme kepemimpinan KNPI Kota Cilegon, juga menandakan bahwa KNPI Kota Cilegon tidak mampu menyatukan gagasan dan potensi-potensi pemuda Cilegon, justru dengan adanya dualisme kepemimpinan KNPI kota cilegon semakin mempertegas bahwa KNPI Kota Cilegon hanya dijadikan sebagai wahana mencari keuntungan materialisme individu dan kelompok tertentu. Terlebih pada saat menjelang pemilihan walikota saat ini.

Begitupun dengan Arifin Solehudin, Duta besar IMC Kedutaan AL Khairiyah menegaskan, Hari ini pihaknya, menyoroti KNPI di usianya yang ke 47 tahun, khususnya KNPI Kota Cilegon justru memperlihatkan perpecahan internal menjadi dua kubu, yang seharusnya menjadi wadah pemersatu OKP.

Selanjutnya, jika dilihat dari gerakan KNPI Kota Cilegon tidak mampu menyatukan seluruh OKP yang ada dan memperdayakan pemuda-pemuda di Kota Cilegon agar lebih produktif dan cendrung lebih sering mengadakan acara atau kegiatan seremonial.

“Seharusnya KNPI membuat kegiatan yang substansial serta mampu memberdayakan potensi dan bakat pemuda mahasiswa di Kota Cilegon,” ujar Arifin.

KNPI Kota Cilegon, lanjut Arifin, harus menjadi contoh bagi OKP-OKP yang ada sebagai organisasi kepemudaan yang solid dalam gerakan. Sehingga menciptakan Kota Cilegon lebih baik lagi serta menjadi contoh OKP yang menjunjung tinggi nilai-nilai idealisme serta nilai-nilai militansi terhadap gerakan-gerakan yang dilakukan. Sekaligus menumbuh kembangkan kesadaran sebagai suatu bangsa yang merdeka, berdaulat, serta tetap menjadi mitra kritis pemerintah.

“Maka dari itu kami menganggap KNPI gagal menjadi wadah pemersatu pemuda, Julukan yang tepat untuk KNPI adalah wadah rebutan hibah pemuda,” tutupnya. (Wawan)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan