banner 468x60 banner 468x60

Ketahanan Pangan Banten Saat Pandemi, Andika: Aman Terkendali

Joe
21 Jan 2021 17:28
2 menit membaca

SERANG (SBN) — Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy mengungkapkan, ketahanan pangan Banten saat pandemi covid-19 aman dan terkendali dengan baik. Pemerintah Provinsi Banten bahkan telah menyalurkan cadangan beras Pemerintah Provinsi Banten sebanyak 831.830 kg yang disalurkan untuk 83.183 KK di 603 desa dan 83 kecamatan.

“Berdasarkan analisa ketahanan pangan komposit, terdapat 8 Kecamatan dari 155 kecamatan di Provinsi Banten yang rentan rawan pangan atau masuk dalam prioritas 1–3, yang tersebar di Kota Serang, Kabupaten Pandeglang, dan Kabupaten Lebak,” ucap Andika Kamis (21/1/2021).

Andika melanjutkan, untuk keamanan pangan segar, melalui Dinas Ketahanan Pangan, Pemerintah Provinsi Banten telah menerbitkan 297 sertifikasi/registrasi Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT).

Lebih jauh Andika mengatakan, Provinsi Banten merupakan salah satu provinsi penghasil beras dengan total luas lahan sawah 204.335 hektare. Berdasarkan hasil penghitungan BPS menggunakan metode KSA (Kerangka Sampel Area), Provinsi Banten menduduki posisi ke-10 sebagai Provinsi Penghasil Beras Tertinggi Nasional pada tahun 2019 dengan produksi beras 843.000 ton.

Menurutnya, berdasarkan data neraca ketersediaan dan kebutuhan beras periode Januari–Desember 2020 sampai dengan akhir tahun 2020, ketersediaan beras di Provinsi Banten surplus 105.314 ton. Bahkan, Provinsi Banten mampu memasok beras ke DKI Jakarta sebanyak 15.518 ton per bulan selama bulan Juli–Desember 2020, dengan tetap menjaga cadangan persediaan untuk konsumsi.

“Provinsi Banten mampu menambah pasokan beras di DKI Jakarta secara kontinu sehingga ikut berpatisipasi dalam mendukung ketersediaan beras, menjaga kestabilan harga beras dan menekan tingkat inflasi di DKI Jakarta,” paparnya.

Pemerintah Provinsi Banten, kata Andika, juga melakukan berbagai upaya untuk menjaga pasokan beras melalui pengawasan terhadap distribusi pangan dan berbagai subsidi input produksi. Selain itu, Pemerintah Provinsi Banten juga berupaya memperpendek supply chain pangan melalui BUMD Agrobisnis.

Pemerintah Provinsi Banten juga bekerja sama dengan Perhutani dan Perkebunan Negara/ swasta untuk membuka lahan baru dengan pola tumpang sari serta membantu akses permodalan perbankan bagi petani.

Semua itu, kata Andika, dilakukan mengingat ketahanan pangan dapat dicapai melalui empat (4) pilar yaitu ketersediaan pangan, cadangan pangan, penganekaragaman konsumsi dan keamanan pangan dan pencegahan serta penanggulangan rawan pangan.

Ketahanan pangan, lanjutnya, juga memiliki permasalahan dan tantangan yang besar sebagaimana yang termaktub dalam Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan Indonesia Tahun 2018.

“Ketiganya adalah akses ekonomi atau akses keuangan untuk mendapatkan pangan, akselarasi pencegahan dan intervensi gizi buruk, dan perubahan iklim yang menyebabkan risiko gagal panen,” kata Andika. (Hendra/Atm)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan