BMKG:  Potensi Cuaca Ekstrem Bakal Terjadi di Banten Sepekan ke Depan

2 menit membaca

TANGERANG (SBN) — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah II Tangerang Selatan menyebut potensi cuaca ekstrem akan terjadi di sebagian besar wilayah di Banten. Potensi hujan lebat, kilat/petir, angin kencang dan gelombang tinggi akan berlangsung selama dua pekan ke depan.

Kepala BMKG Wilayah II Tangerang Selatan Sutiyono mengatakan pihaknya telah meng-update rilis potensi cuaca ekstrem di Banten sebelumnya. BMKG memantau masih ada indikasi peningkatan potensi cuaca ekstrem di beberapa wilayah Indonesia dalam sepekan ke depan. Kondisi tersebut dipicu fenomena atmosfer skala regional hingga lokal.

“Aktifnya Monsun Asia menyebabkan terjadinya peningkatan pasokan massa udara basah di wilayah Indonesia,” ungkapnya kepada SuaraBantenNews, Selasa, 16 Februari 2021.

Kemudian, lanjut Sutiyono, juga terbentuknya pola konvergensi dan terjadinya perlambatan kecepatan angin di beberapa wilayah serta permukaan laut di sekitar wilayah perairan yang cukup hangat sehingga menambah pasokan uap air cukup tinggi untuk mendukung pembentukan awan hujan.

“Juga diperkuat dengan adanya fenomena gelombang atmosfer yang signifikan di sekitar wilayah Jawa,” tandasnya.

Ia mengungkapkan, dalam sepekan ke depan potensi hujan lebat akan terjadi di Kabupaten Lebak, Kabupaten Serang, sebagian besar wilayah Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan. Potensi kilat/petir ada di Kabupaten Tangerang bagian utara, Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, sedangkan potensi angin kencang diperkirakan akan berlangsung di Kabupaten Serang bagian utara dan Kabupaten Tangerang bagian utara.

“Adapun potensi gelombang tinggi (2.50 – 4.0 meter) terjadi di Selat Sunda bagian selatan, perairan selatan Banten, dan Samudra Hindia selatan Banten,” pungkasnya.

Dengan prakiraan fenomena seperti ini, kata Sutiyono, masyarakat diimbau untuk waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan, seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin. Masyarakat juga diimbau untuk tidak melakukan perjalanan keluar rumah apabila tidak perlu dan jauhi lokasi yang miring karena bisa mengakibatkan longsor labil akibat curah hujan yang tinggi.

“Kami sudah menyampaikan informasi kepada pemerintah daerah, mulai BPBD, yang harus disikapi oleh pemerintah daerah,” tuturnya.

Menurut Sutiyoso, upaya yang harus dilakukan pemerintah dalam hal mitigasi bencana tentunya harus mengedukasi masyarakat dari jauh-jauh hari juga kemungkinan menormalisasi sungai untuk mencegah pendangkalan sungai yang bias menyebabkan banjir.

“Puncaknya di bulan Februari 2021 ini. Setelah bulan ini berlalu, cuaca ekstrem mulai sedikit menurun dengan frekuensi agak berkurang hingga Apri–Mei 2021,” tutupnya. (Restu/Atm)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan