Harga Kedelai Mahal, Tahu dan Tempe Menghilang di Pasar

2 menit membaca

KABUPATEN TANGERANG (SBN) — Tahu dan Tempe menghilang di Pasar Tradisional Tigaraksa, Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Banten. Para pedagang mengeluhkan naiknya harga kedelai hingga Rp11.000 per kilogram yang awalnya hanya Rp8.000 per kilogram (3/6/2021).

Kini para pedagang sementara berhenti berjualan karena harga kedelai yang mahal. Sejumlah lapak tahu dan tempe terlihat kosong, imbasnya penghasilan pedagang gorengan turun drastis lantaran kehilangan konsumen.

Didi Supriyadi Kepala Pengelola Pasar Tigaraksa mengatakan, bukan tanpa sebab aksi mogok berjualan pedagang tahu dan tempe ini. Hanya sebagai bentuk protesnya kenaikan harga kedelai sehingga harga di tingkat perajin ikut naik.

“Kalau imbauan kepada pedagang mengharapkan harusnya tetap berjualan tapi masalahnya pengusaha yang off barang tidak ada. Jadi terpaksa, tetapi harapan kami tidak mau ada kejadian ini, inginnya semua kebutuhan masyarakat bahan pokok ada terus,” ucap Didi Supriyadi kepada SuaraBantenNews.

Susanto pedagang Tahun dan Tempe di Pasar Tradisional Tigaraksa mengatakan, naiknya harga tahu dan tempe serta adanya pengurangan ukuran di tingkat perajin membuat kami para pedagang menjadi kesulitan menaikkan harga kepada pelanggan.

“Alasannya kedelai mahal, jadi tidak sesuai dengan pendapatan kalau bisa mah harga kedelai itu turun. Rencana kita para pedagang akan mogok berjualan dua hari dari hari kamis sampai hari Jumat” kata Susanto pedagang tahu dan tempe kepada SuaraBantenNews.

Didi Supriyadi pun mengimbau, untuk para pedagang tahu dan tempe kembali berjualan seperti biasanya meski terpaksa harus menaikkan harga kepada pelanggan.

“Supaya imbas dari adanya aksi mogok berjualan kali ini dari para pedagang tahu dan tempe. Tidak membawa dampak buruk kepada konsumen dikarenakan naiknya harga kedelai,” tutupnya. (Irfan)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan