banner 468x60 banner 468x60

BKKBN Banten Sosialisasikan GenRe ke Pelajar di Tangsel

Ramzy
15 Nov 2018 21:07
PENDIDIKAN 0 504
2 menit membaca

TANGSEL – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bersama anggota Komisi IX DPR RI, mensosialisasikan program Generasi Berencana (Genre) kepada ratusan pelajar Pondok Pesantren Al Amanah Al Gontori, Kelurahan Perigi Baru, Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangsel, Kamis (15/11/2018).

Kepala Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga pada perwakilan BKKBN Banten, Nafis mengatakan untuk peningkatan kualitas remaja merupakan salah satu program penting dalam pembangunan keluarga. Sehingga, BKKBN pun memiliki 3 fokus program untuk pembangunan keluarga, diantaranya Program Menjadi Orang Tua Hebat, Program GenRe Berbasis Pendidikan dan Masyarakat, serta Program Pusat Informasi dan Konseling (PIK) remaja.

“Remaja adalah generasi penerus bangsa, sehingga harus terus mendapatkan wawasan yang dapat membentengi diri dari pengaruh negatif,” ungkapnya.

Terkait dengan program GenRe, Nafis membeberkan ada tiga hal penting yang harus dihindari, yaitu pernikahan dini, seks pra nikah dan napza.

“Usia menikah ideal untuk laki-laki adalah 25 tahun, sementara perempuan adalah 21 tahun. Ini usia yang matang untuk membangun rumah tangga,” jelasnya kepada peserta yang mayoritas masih remaja.

Nafis juga menjelaskan kerugian dari melakukan seks pra nikah, karena selain yang rentan menjadi korban adalah kaum wanita, juga tak sedikit yang berdampak buruk pada kesehatan reproduksi. Ia mencontohkan, kasus aborsi dominan dilakukan oleh mereka yang melakukan hubungan seks diluar pernikahan.

Terkait Napza (narkoba), kata Nafis, saat ini menjadi tantangan berat. Karena dari sejumlah kasus yang berhasil diungkap pihak berwajib, korbannya sebagian besar adalah remaja dan kelompok usia produktif.

“Narkoba jelas menghancurkan masa depan, sehingga harus kita perangi bersama-sama,” imbaunya.

Sementara itu, anggota Komisi IX DPR RI Siti Masrifah menekankan pada memperkuat pondasi keluarga untuk menghindari berbagai tantangan yang dapat merapuhkan ketahanan keluarga.

Dikatakannya, pendidikan menjadi faktor yang penting dalam keluarga. Selain itu, komunikasi yang baik pun harus terjalin diantara sesama anggota keluarga. Sehingga setiap masalah dapat diselesaikan.

“Selain pendidikan formal, pendidikan agama juga sangat penting untuk membangun ketahanan mental. Sebab, tak sedikit remaja yang menjadi gamang kemudian terjerumus dalam kenakalan karena tidak dibekali pengetahuan yang mumpuni,” ungkapnya.

Ia berharap kepada peserta yang mayoritas remaja itu, untuk meningkatkan kualitas komunikasi dengan orang tua, terlebih jika mereka jarang berjumpa.

“Komunikasi yang baik itu sangat penting, dengan komunikasi, tidak ada masalah yang tidak selesai,” tandasnya.(zie)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan