Warga Kruwuk Cilegon Keluhkan Kerugian Harta Benda hingga Ratusan Juta akibat Banjir

Joe
6 Mei 2020 10:59
3 menit membaca

CILEGON (SBN) — Banjir yang merendam permukiman warga Kampung Tegal Wangi Kruwuk, RT 03-04 RW 07, Kelurahan Rawa Arum, Kota Cilegon, menyebabkan banyak harta benda yang dimiliki warga menjadi rusak, mulai kerusakan ringan, sedang, hingga parah.

Berdasarkan pantauan wartawan di lokasi banjir, kondisi warga kini sangat memprihatinkan karena sebagian besar barang yang mereka miliki rusak parah, bahkan tidak bisa digunakan kembali.

“Mau mandi susah, karena mesin pompa air rusak, kulkas rusak dan perabotan rumah tangga pun ikut hanyut,” ujar warga setempat, Wahyu, kepada wartawan, Rabu (6 April 2020).

Tak hanya itu, lanjutnya, kendaraan roda dua yang ia miliki pun rusak parah karena terendam air selama hampir 12 jam. Kasur, televisi, dan alat elektronik lainnya juga ikut terendam air sehingga kini tidak bisa digunakan.

“Kita hanya bisa pasrah. Bukan di rumah saya saja yang kayak gini, tapi mayoritas rumah warga lain mengalami hal serupa, bahkan ada yang lebih parah,” tandasnya.

Fenti, seorang ibu rumah tangga, sangat terpukul karena kejadian banjir ini. Pasalnya, bukan hanya perkakas rumah tangga dan alat elektronik yang rusak, melainkan barang dagangan berupa pakaian beserta kelengkapan lainnya pun ikut terendam.

“Kalau ditotal, kerugian mencapai Rp47 juta,” tuturnya.

Tak hanya Fenti, warga lainnya pun menaksir kerugian yang mereka derita, yaitu berkisar antara Rp20–33 juta.

Ketua RT 03/07, Kelurahan Rawa Arum, Nasehudin, mengatakan bahwa banjir ini merupakan banjir terbesar yang dialami warga Kampung Tegal Wangi Kruwuk selama ini. Ketinggiannya mencapai hampir dua meter atau setinggi leher orang dewasa.

“Tidak ada korban jiwa, tapi kerugian berupa materil sangat luar biasa,” ujarnya.

Beserta tim warga, ia telah memverifikasi data bahwa ada sekitar 70 rumah warga yang terdampak banjir dengan estimasi total kerugian mencapai Rp505 juta. Hingga kini, tambahnya, banyak warga yang mengeluhkan kerusakan barang yang terhitung sangat besar. Namun, hingga kini belum ada pihak yang berkenan memberikan ganti rugi.

“Selain kebutuhan logistik, warga juga membutuhkan uang untuk memperbaiki barang-barang yang rusak dan kini terdata telah mencapai ratusan juta,” tuturnya.

Menyikapi hal ini, lanjut Naseh, sebagian warga telah berupaya meminta pertanggungjawaban kepada salah satu pabrik yang selama ini dianggap menjadi salah satu penyebab utama terjadinya banjir rutin di permukiman warga tersebut.

“Sudah kita ajukan, tapi belum mendapat respons. Kami harap pihak terkait dapat memberikan solusi, termasuk pemerintah setempat,” tuturnya.

Sebagian besar warga meminta agar segala bentuk bantuan, baik logistik maupun materil, dapat disalurkan melalui RT atau langsung kepada warga yang terdampak.

Sebelumnya, PT Lotte Chemical Indonesia telah melakukan pengurukan lahan yang akan dibangun menjadi pabrik kimia berskala besar. Namun, dalam prosesnya, tak ada saluran air yang seharusnya berfungsi mengalirkan air dari permukiman warga menuju laut. (Wawan/Atm)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan