500 Mahasiswa UIN Banten Akan Diwisuda Online

Ramzy
16 Jun 2020 15:39
2 menit membaca

SERANG (SBN) — Kampus UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten memutuskan wisuda di tahun ini akan digelar secara online atau daring, hal tersebut dilakukan untuk menghindari penyebaran virus Covid-19 karena sampai saat ini penyebarannya masih terjadi.

Wakil Rektor I Prof. Ilzamudin Ma’mur mengatakan, berdasarkan keputusan pihak kampus, wisuda yang akan digelar Agustus 2020 mendatang akan digelar secara online.

“Karena situasi sekarang tidak memungkinkan untuk dilaksanakan secara offline atau mahasiswa untuk hadir di kampus, maka wisuda akan kita laksanakan online,” katanya saat ditemui di ruangannya, Kampus UIN SMH Banten, Kota Serang, Selasa, 16 Juni 2020.

Seperti apa teknis pelaksanaannya, sambungnya, pihaknya sedang membahas hal tersebut. Nanti kalau sudah ada Standar Operasional Prosedur (SOP) dan akan diumumkan melalui website resmi kampus.

“Kita sedang buat skenarionya, kemungkinan nanti wisudawan di rumah masing-masing, tetapi harus dipastikan ada jaringannya atau ke tempat terdekat yang ada jaringannya. Entah nanti pakai android, laptop atau komputer. Karena ini pertama tentu nanti akan kita sosialisasikan,” tuturnya.

Selain itu, pihaknya juga sedang membuat skenario untuk pihak kampus yang akan mewisudakan.

“Apakah nanti yang hadir semuanya seperti biasanya, atau hanya guru-guru besar saja. Itu sedang kita bahas,” katanya.

Ia menambahkan dalam pelaksanaan wisuda tersebut, wisudawan tetap memakai baju wisuda, karena pihak kampus akan memfasilitasi seperti biasa.

“Untuk pengambilannya juga masih kita buat skenario, bisa saja nanti pengambilan atribut wisuda dikirim lewat paket, atau kalaupun diambil langsung dibagi waktu atau shift agar tidak terjadi kerumunan, dan ketika masuk kampus ada pengecekan suhu dan penyemprotan disinfektan,” ujarnya.

Untuk peserta wisuda, jelasnya, berjumlah 500 peserta yang terdiri dari S1 dan S2. Ia mengakui ada beberapa calon wisuda yang merasa keberatan dengan kebijakan tersebut.

“Yang tidak nerima pasti ada saja, tetapi kita juga harus realistis. Kita utamakan kesehatan, karena kalau dipaksakan banyak madharatnya. Kan bukan hanya wisuda saja, haji juga ditunda,” katanya.(Hendra/Zie)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan