Pemkab Tangerang Harus Serius Urusi Kependudukan

Ramzy
19 Nov 2018 15:05
3 menit membaca

TANGERANG – Pemkab Tangerang diimbau Anggota Komisi IX DPR RI Irgan Chaerul Mahfidz untuk lebih serius mengurus soal kependudukan. Karena, berdasarkan data BPS Banten, Kabupaten Tangerang merupakan daerah yang terbanyak penduduknya di Banten, dengan persentase mencapai 29,1 persen (3,7 juta orang) dari 12,7 juta orang jumlah penduduk Banten. Data bulan Juni 2018 berdasarkan hasil proyeksi menurut Sensus Penduduk 2010.

Dikatakan Irgan, persoalan kependudukan bukan hanya sekedar pada pengendalian jumlah (kuantitas), melainkan juga pada aspek peningkatan kualitas. Hal ini, ditegaskannya, menjadi tantangan pemerintah daerah saat ini, tak terkecuali Pemkab Tangerang.

“Masalah kependudukan adalah persoalan yang sangat serius bagi republik ini. Karena bukan soal individu atau perseorangannya, melainkan bicara kolektivitas kepentingan bangsa,” ungkapnya dihadapan ratusan peserta Sosialisasi dan Pengembangan Lini Lapangan di Kampung KB Bersama Mitra Tahun 2018, di Desa Talaga, Kecamatan Cikupa, Sabtu (17/11/2018).

Di acara yang diselenggarakan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Banten itu, Irgan juga memaparkan ada dua dimensi penting dalam isu kependudukan yang menjadi ujung tombak BKKBN, yaitu soal kependudukan dan keluarga berencana (KB).

Pada aspek kependudukan, lanjut Irgan, hal terpenting yang harus dicermati adalah soal pengendalian jumlah dan peningkatan kualitas sumber daya manusianya. Sehingga, jumlah penduduk yang terus bertambah diimbangi dengan kemampuan untuk beradaptasi dengan perkembangan zaman.

“Bicara kependudukan penting, kenapa? karena penduduk negara ini kalau tidak dikendalikan, di menej sedemikian rupa, bagaimana bisa berkualitas?. Sehingga harus ditangani dengan serius, jadi tidak hanya bertambah jumlahnya, tetapi penduduk kita mampu bersaing, kuat, tangguh dan menjadi andalan, unggul untuk dapat berhadapan dengan kondisi perkembangan situasi hari ini,” bebernya.

Ia juga menekankan, jumlah penduduk yang banyak justru akan menjadi masalah seperti yang dihadapi negara-negara miskin. Sementara, lanjutnya, saat ini posisi Indeks Pembangaunan Manusia di Indonesia, dari sekitar 300 negara, baru berada di level tengah.

“Saat ini, kita masih di menengah, dari ratusan negara di dunia, kita levelnya baru di tengah. Baru 124 dari 300-an negara. Kita ingin ditingkatkan (naik),” ucapnya.

Terlebih, kata Irgan, Indonesia sedang menuju bonus demografi, yaitu ketika jumlah penduduk usia produktif lebih banyak dibandingkan usia penduduk tidak produktif. Bonus demografi ditegaskannya menjadi peluang sekaligus tantangan.

“Karena kalau kita tidak siap dengan bonus demografi, justru yang muncul berbagai masalah sosial, ekonomi bahkan politik. Namun, hal ini juga menjadi peluang peningkatakan produktifitas, syaratnya penduduk kita harus berkualitas,” jelasnya.

Menurutnya, ada beberapa syarat untuk mewujudkan penduduk berkualitas, diantaranya memiliki kesehatan mental dan fisik yang baik, pengetahuan dan keterampilan yang mumpuni, serta menguasai teknologi.

“Mentalnya kuat, otaknya cerdas, memiliki keterampilan menguasai teknologi serta sehat lahir dan batin. Ini yang kita harapkan,” tambahnya.

Untuk mewujudkan hal itu, Irgan menekankan perlunya sinergitas antar sektor pemerintahan, termasuk Pemda. Karena tugas pengendalian kependudukan bukan semata-mata dibebankan kepada BKKBN selaku institusi yang menggawangi soal kependudukan dan keluarga berencana.

“Harus ada sinergitas, tentunya Pemda, dalam hal ini Pemkab Tangerang juga memiliki tugas yang besar. Jadi idelanya, perencanaan pembangunan itu harus berbasis kependudukan,” tandasnya.(zie)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan