Pro-Kontra Penempatan SMP di Gerem, BB Cilegon Pertanyakan Dasar Penolakan

Joe
17 Mei 2021 18:55
2 menit membaca

CILEGON (SBN) — Ormas Badak Banten Kota Cilegon Bidang Pendidikan Syamsul Ma’arif mempertanyakan dasar penolakan penyediaan sarana pendidikan SMP di wilayah Kelurahan Gerem, Kecamatan Grogol oleh beberapa pihak.

Menurutnya, Kebijakan Pemerintah ihwal penyediaan SMP di wilayah tersebut justru perlu mendapat dukungan. Karena kata dia, keberadaannya akan membawa manfaat bagi warga sekitar, di antaranya akan memudahkan warga saat sistem zonasi sekolah diterapkan Pemerintah. Selain itu, warga setempat tidak perlu jauh untuk bersekolah negeri.

“Kebijakan Pemerintah Kota soal penempatan SMP di sana sudah tepat. Artinya, warga sekitar, seperti Watu Lawang, Pasir Salam, Jurang, Kemelake dan Lingkungan lainnya tidak perlu jauh lagi bersekolah karena posisinya memang terbilang tepat.” ujar Syamsul usai rapat konsolidasi BB Cilegon, Senin (17 Mei 2021).

Sehingga kata dia, masyarakat perlu mendukung kebijakan itu dan tidak mudah terprovokasi oleh pihak yang memiliki kepentingan serta tidak jelas dasar penolakannya.

Sementara itu, Sekjen BB Cilegon Ki Juhadi menyampaikan, hak warga untuk mendapat pendidikan merupakan tanggung jawab Pemerintah.

Secara teritorial lanjut Juhadi, Gerem merupakan wilayah yang cukup luas dan berpenduduk padat. Sehingga sekolah-sekolah negeri yang ada di Kecamatan Grogol itu terbatas. Apalagi saat ini ada kebijakan zonasi.

“Ihwal penolakan sekolah SMP itu seharusnya perlu pertimbangan matang. Perlu kajian terlebih dahulu, apa ruginya bagi warga sekitar dan tentu dasar penolakannya harus jelas. Karena saya yakin masyarakat belum tentu berpikir seperti itu,” ucapnya.

Meskipun begitu, Ia berharap, Pemerintah Kota perlu memikirkan sarana pendidikan swasta yang telah ada di sana sebelumnya. Sehingga, rasa keadilan dan hak warga untuk mendapat pendidikan baik di sekolah negeri maupun swasta terpenuhi.

Salah satu warga Gerem Subadi menjelaskan, selama ini warga sekitar cukup jauh menjangkau sekolah negeri yang ada. Selain kesulitan karena sistem zonasi, juga masalah finansial yang memberatkan orang tua murid, lantaran perlu menggunakan ojek untuk dapat pergi ke Sekolah.

“Saya yakin masyarakat setuju adanya sekolah SMP di sana. Karena Warga Watu Lawang, Jurang, Pasir Salam, Kemelake sampai Gerem Taleng cukup jauh menjangkau sekolah dan menghabiskan ongkos.” terangnya.

Karena itu, pernyataan penolakan keberadaan soal SMP di Gerem oleh warga Pasir Salam dan Watu Lawang kata Subadi adalah bukan murni suara warga.

“Pada intinya, belum tentu warga di sana menolak,” tutupnya.

Pemerintah Kota Cilegon melalui Dinas Pendidikan akan mulai menerima calon siswa-siswa SMPN 13 pada tahun ajaran ini dan akan menepati gedung SDN Gerem 3. Sementara itu, bagi siswa-siswi SDN Gerem 3 akan digabungkan dengan SD Negeri terdekat. (Wawan)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan