Kera Liar Masuk Ruang Kelas, Proses KBM Terhambat

Ramzy
13 Jan 2020 13:06
2 menit membaca

TANGERANG (SBN) — Kera liar masuk ruang kelas V SDN Gembong 3 Kampung Pabuaran Rt 01 Rw 04 Desa Gembong, Kecamatan Balaraja, mengakibatkan proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) terhambat. Kera berukuran besar tersebut diketahui berada di dalam kelas plafon yang didudukinya ambruk pada Senin, 13 Januari 2020 sekitar pukul 09.00 WIB.Kera Liar Masuk Ruang Kelas, Proses KBM Terhambat

Seorang Guru SDN Gembong 3, Vivit mengatakan, kehadiran kera tersebut sejak Hari Sabtu kemarin yang berkeliaran di sekitar halaman sekolah dan masuk ke plafon kelas di lantai dua gedung sekolah. Diperkirakan sudah pergi, kata dia, jadi tidak ada satu pihak pun yang melakukan evakuasi.

“Saya pikir keranya akan pergi, jadi ga kita minta bantuan buat evakuasi, tapi hari ini muncul lagi,” ungkapnyan kepada Wartawan.

Ia menambahkan, kehadiran kera tersebut sangat menggangu proses belajar mengajar pada awal semester genap tahun ajaran 2019-2020 ini. Bukan hanya siswa yang ketakuan, lanjutnya, tapi para guru juga ikut merasakn ketakutan.

“Ada guru yang jatuh, gara-gara ada monyet dia lari ketakutan, mana udah tua lagi,” tandasnya.

Ia menduga keras, kera tersebut berasal dari Hutan Lindung Solear dengan asumsi bahwa lokasi sekolah dekat dengan saluran irigasi Kali Gembong. Jika ditelusuri kali tersebut terhubung langsung dengan Hutan Lindung Solear.

“Di permukiman warga juga ada tiga ekor kera, tapi di sekolah cuma ada satu ekor saja,” ungkapnya.

Sementara itu, saat dikonfirmasi oleh SuaraBantenNews, Komandan Regu Pos BPBD Cisoka Kabupaten Tangerang, Toni mengatakan, dalam melakukan evakuasi pihaknya mengalami kesulitan dalam mengusir kawanan kera tersebut. Karena, kata dia, tidak ada perlengkapan yang memadai seperti jaring dan senapan bius.

“Karena keterbatasan alat, saat evakuasi kami hanya bisa nonton saja,” ungkapnya.

Toni mengaku, BPBD Kabupaten Tangerang sudah melakukan peminjaman alat kepada Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Banten, namun hingga saat ini alat yang diminta tak kunjung tiba.(Restu/Zie)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan