KETIKA KOTA WUHAN di Cina dikarantina (lockdown) karena virus corona mulai merebak (outbreak), penduduk kota yang terisolasi tersebut membuka jendela rumah mereka untuk meneriakkan pesan dukungan kepada para tetangga dan kota tercinta mereka: “Wuhan, Jiayou!” (“Wuhan, Semangat!”). Itu gejala pertama munculnya penyebaran solidaritas sosial antarwarga seiring dengan merebaknya Covid-19, sebagaimana dikabarkan World Economic Forum (WEF).
Bantuan dan Dukungan Tetangga
Saat virus corona akhirnya merebak ke hampir seluruh negara di dunia, solidaritas saling dukung itu juga ikut menyebar. Di Italia yang seluruh negerinya dikarantina, orang-orang keluar ke balkon lantai atas mereka untuk menyanyikan lagu-lagu patriotik penuh semangat. Dari Turin di utara hingga Sisilia di selatan, orang-orang menggunakan media sosial untuk mengatur flash mob (pertunjukan gabungan) yang bernyanyi di balkon untuk menunjukkan dukungan mereka satu sama lain, meskipun setiap orang tertahan di rumah mereka.
Di Spanyol, siaran TV Perdana Menteri Spanyol ketika mengumumkan karantina nasional dan memuji upaya para petugas kesehatan diikuti solidaritas orang-orang di seluruh negeri yang membuka jendela mereka untuk bertepuk tangan dan berteirak, “Viva los medicos” (“Hidup, para petugas kesehatan!”).
Di wilayah-wilayah yang memungkinkan orang bisa memberikan bantuan praktis, kelompok-kelompok masyarakat memobilisasi diri untuk mengirimkan pasokan barang kebutuhan kepada orang-orang lanjut usia dan kelompok rentan lainnya yang telah disarankan untuk tetap tinggal di dalam rumah untuk meminimalkan risiko infeksi.
Dewan lokal di Wales, Inggris, merekrut “pasukan relawan” untuk tetap berhubungan dengan tetangga yang paling berisiko dan pergi berbelanja untuk mereka. Di Oxford, Inggris, para relawan mendirikan Pusat Bantuan (Help Hub) untuk memberikan dukungan daring (online) dan jaminan kepada orang-orang yang rentan saat mengisolasi diri. Di Amerika Serikat, artis Yadesa Bojia memproduksi video Facebook yang menerjemahkan saran coronavirus resmi untuk sesama orang Amerika keturunan Ethiopia.
Di Seville, Spanyol, seorang instruktur kebugaran mengadakan kelas kebugaran untuk orang-orang yang dikarantina di rumah mereka. Dia memimpin mereka dari atap blok apartemen terdekat yang bisa dilihat para warga untuk mengikuti gerakannya.
Menjangkau Mereka yang Rentan
Saat beli panik (panic buying) menguras rak-rak di banyak toko di seluruh dunia, pengecer besar Australia Woolworths membuka toko satu jam lebih awal untuk memungkinkan orang-orang lanjut usia dan mereka yang rentan untuk berbelanja secara tertutup untuk menghindari risiko penularan infeksi.
Jaringan toko kelontong Inggris, Islandia, mengambil keputusan yang sama dengan membuka toko pusat kota Belfast satu jam lebih awal dari biasanya khusus untuk para manula membeli barang kebutuhan mereka. Juga di Irlandia Utara, Portaferry Hotel dan kedai kopi lokal mengirimkan makanan kepada orang-orang yang tidak dapat keluar dari rumah mereka.
Pemilik toko pinggir jalan di Stenhousemuir, Skotlandia, memberikan paket COVID-19 gratis kepada para manula tetangga mereka untuk membantu melindungi mereka dari virus. Paket itu berisi pembersih tangan (hand sanitizer), sabun cair tangan (hand wash), dan masker wajah.
Sepasang suami istri di Cornwall, Inggris, telah membagikan kartu pos kepada para manula tetangga mereka dan mengundang untuk saling berkomunikasi sambil menawarkan bantuan untuk membelikan keperluan mereka, mengirim surat, atau mencarikan persediaan medis. Di Manchester, Inggris, 2.000 orang merespons dalam dua hari permintaan relawan dari Facebook untuk membantu orang-orang yang rentan menghadapi krisis.
“Jangan Panik, Kita Bisa Menghadapinya”
Finalis America’s Got Talent, Ndlovu Youth Choir dari Afrika Selatan, menggubah panduan coronavirus Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) ke dalam musik menjadi lagu berjudul “Jangan Panik: Kita Bisa Menghadapinya ” (“Don’t panic: We’ve got this”).
Direktur Jenderal WHO Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus memviralkannya dengan membagikan video tersebut di Twitter. Dia berkomentar: “Ini adalah cara lain yang indah untuk berbagi saran kesehatan kepada masyarakat tentang #COVID19. Pertahankan semangat solidaritas! ”
Para Pejabat dan Perusahaan Besar Juga Ikut Andil
Di Singapura, presiden dan para anggota kabinet memotong gaji mereka satu bulan untuk menunjukkan solidaritas mereka kepada para pekerja yang tidak bisa menunda pekerjaannya. Di Prancis, perusahaan busana raksasa LVMH menggunakan pabrik parfumnya untuk memproduksi pembersih tangan (hand sanitizer) dan membagikannya secara gratis.
Kabar-kabar baik seperti ini tentu sangat diperlukan sebagai penguat semangat dalam menghadapi penyebaran virus corona yang membuat kebanyakan warga dunia panik ini. Kabar baik seperti inilah yang belum terdengar di Indonesia. (Atm)
Penyangkalan: Setiap artikel yang dimuat dalam kategori Opini di Suarabantennews.com mencerminkan pendapat dan menjadi tanggung jawab penulisnya. Suarabantennews.com tidak menjamin validitas dan akurasi informasi yang disampaikan dalam opini tersebut.